Kamis, 31 Mei 2012

Dra. RM. ASMIDA, M. Pd. BELAJAR DISIPLIN SEJAK KECIL


BELAJAR DISIPLIN SEJAK KECIL
Oleh: Dra. RM. ASMIDA, M. Pd
Staf Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan Kota  Pekanbaru

Belajar Diwaktu Kecil, Ibarat Mengukir Diatas Batu. Belajar Sewaktu (Setelah) Dewasa Ibarat Mengukir Diatas Air. Penggalan lagu tersebut penulis kutip untuk mengawali tulisan ini, yang penulis beri judul Belajar Disiplin SEJAK KECIL. 
Ai 
Fhoto Koleksi Pribadi

Mengape perlu disiplin sejak kecil? Gambaran dari penggalan lagu tersebut tersirat berbagai makna al: anak akan cepat menerime pelajaran yang dilihat maupun didengarnye dan langsung meniru tanpa mampu mencernanye (wajar mereke masih-masih anak-anak), kalau  kebiasaan tersebut dibiarkan ia akan terbawa sampai dewasa / besar. Ungkapan berikut merupekan suatu gambaran akan pentingnye belajar disiplin sejak kecil " dari kecil teranjak-anjak sudah besar terbawak-bawak sudah tue berubah tidak". 
Dibutuhkan kearifan pendidik dirumah khususnye untuk menterjemahkan bahasa anak tersebut.  Saye teringat ape yang dikatekan mak saye Hj. Tengku Sribanun sewaktu kemenakan saye tibe-tibe masuk kerumah tanpe tau arti kate yang diucapkan  (mencarut), dengan petah mulut comelnye mengucapkan kate-kate yang mungkin baru didengarnye di luar.  Dengan cepat mak mengganti kate-kate tersebut dengan empat, empat. Tapi die terus mengucapkan kate-kate tersebut dengan cepat dan berulang-ulang (mungkin dalam pikiran kanak-kanak lucu).   Namun mak tidak diam die mulai lagi mengucapkan satu, due tige, empat.......sambil tangan mak menggoyang goyang tangan cucunye itu,  akhirnye  riuhlah dirumah mengucapkan satu sampai empat. Akhirnye ucapan tersebut tidak pernah terdengar lagi. Itu hanyelah salah satu contoh betape cepatnye anak meniru dari lingkungan eksternalnya.  Memang dibutuhkan ketegasan pendidik, saat proses pembentukan karakter anak sejak awal. 
Seperti yang diungkapkan Dr. Syakdanur, kire-kire kalimatnye begini"sampai berape lame mereke akan menangis, tapi kite tidak akhirnye menjadi kebiasaan". Beliau memisalkan anak yang menangis meraung-raung mau ikut orang tuenye pergi kerja, supaye anak diam orang tue cendrung  memberikan sesuatu supaye anak diam".
Contoh lain belajar disiplin sejak kecil seperti membiasekan anak membuang sampah pade tempatnye, merupekan awal anak mencintai kebersihan. 
 


bersambung 


Dra. ASMIDA, M. Pd. UPAH-UPAH di Kota Lama

UPAH-UPAH
oleh: Dra. ASMIDA, M. Pd

Upah-upah menurut pengamatan penulis merupakan  salah satu acara yang dilakukan oleh suatu keluarga di  Kota Lama maupun Kabupaten Rokan Hulu sebagai rasa ucapan syukur,  misal sembuh dari penyakit, terhindar dari kejaran harimau, dll. Rasa syukur tersebut dilakukan dengan kenduri sodokah. Adapun persyaratan untuk mengiringi acara tersebut biasanya disediakan  nasi kunyit, ayam panggang (biasanya ayam kampung), hati ayam, telur ayam rebus (biasanya telur ayam kampung), kepale kambing.
 Persyaratan tersebut dimasukkan ke talam atau piring kemudian diangkat di atas kepala orang  yang akan diupah-upah.

Dra. ASMIDA, M. Pd. TUGAS ANALISIS KASUS


TUGAS ANALISIS KASUS

KETERLIBATAN KARYAWAN: PENDEKATAN SISTEM DI BIDANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Tugas Individu
Mata Kuliah: Manajemen Sistem Pendidikan

Dosen:
1.      Prof.Dr. Sutjipto
2.      Dr.Rr. Srikartikowati, MA., M. Buss


Oleh:
ASMIDA
NomorRegistrasi: 7617101479

PROGRAM STUDI DOKTOR (S3)
MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
TUGAS ANALISIS KASUS
KETERLIBATAN KARYAWAN: PENDEKATAN SISTEM DI BIDANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Oleh:
ASMIDA / 7617101479/ S-3 MP UNJ
HP: 08127620849


A.    KONSEP-KONSEP KASUS
Menurut Stephen P. Robbins/ Mary Coulter (2007;289:290) Sentralisasi melukiskan sejauh mana pengambilan keputusan terkosentrasi pada satu titik dalam organisasi. Sebaliknya desentralisasi apabila manajemen puncak mengambil keputusan dengan banyak melibatkan bawahan atau karyawan. Pada dasarnya, tidak ada yang benar-benar sentralisasi maupun desentralisasi. Sama seperti tidak ada yang benar-benar menggunakan system tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup bukan berarti tidak terbuka begitu pula system terbuka bukan berarti tidak tertutup.
Keterlibatan karyawan untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi tidak bisa diabaikan. Karyawan sebagai suatu sub sistem dalam suatu organisasi, hendaknya dilibatkan dalam berbagai pekerjaan yang ia mampu melakukannya. Beragam manfaat yang didapat organisasi dengan keterlibatan karyawan seperti karyawan mengetahui program-program yang akan dilaksanakan, mengetahui keputusan yang diambil untuk kemajuan dari organisasi.
Beberapa pengertian organisasi yang diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi, yaitu: Organisasi adalah suatu kelompok orang yang berkumpul dalam wadah untuk tujuan yang sama. Masih dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi,  beberapa pengertian tentang organisasi dikemukakan oleh Stoner , James D. Mooney, Chester I. Bernard  sebagai berikut:
  1. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
  2. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
  3. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
  4. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Dari uraian tersebut penulis berpendapat bahwa organisasi merupakan suatu kumpulan orang yang saling bahu membahu, untuk ikut serta mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati, dengan arahan dari pimpinan yang bersifat dinamis. Pengertian organisasi juga mengandung arti, adanya keterlibatan orang yang bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya, sehingga tugas yang diberikan tidak menjadi beban yang sangat berat bagi karyawan atau individu.
http://mulyadiihsan.blogspot.com/2010/05/tqm-dan-keterlibatan-karyawan.html menyatakan pelibatan karyawan dalam mencapai tujuan organisasi sangat penting. Dengan melibatkan karyawan seluruh komponen dalam lembaga atau organisasi mungkin akan menghasilkan rencana dan hasil yang lebih baik. Selain itu, pelibatan semua orang akan mempercepat mencapai tujuan organisasi. Namun kenyataannya banyak lembaga atau organisasi dalam mencapai suatu tujuan tidak melibatkan semua orang sehingga tujuan organisasi tidak tercapai. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dalam lembaga atau organisasi harus ada keberanian untuk melibatkan setiap orang dengan cara membentuk teamwork dalam mencapai tujuan organisasi.
Peter Senge dalam the fifth discipline halaman 10 menyatakan:
Team learning is vital because teams, not individuals, are the fundamental learning unit in modern organization. This where the “rubber meets the road”; unless teams can learn, the organization cannot learn.
Selanjutnya manfaat pelibatan karyawan diungkap Fandy Tjiptono & Anstasia Diana (2003:18) dalam http://mulyadiihsan.blogspot.com/2010/05/tqm-dan-keterlibatan-karyawan.html,   terdapat 2 manfaat pelibatan karyawan yaitu:
1)      meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, atau perbaikan lebih efektif karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak pihak yang berhubungan langsung dengan situasi kerja.
2)      Keterlibatan karyawan juga meningkatkan rasa memilki dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang orang yang harus melaksanakan.

 (Robbins, 2003:91) dalam http://jurnal sdm.blogspot.com/2009/08/teori-keterlibatan-kerja-karyawan-atau.html diakases 20 Januari 2012 menyatakan keterlibatan kerja mempunyai definisi yaitu derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya, dan menganggap prestasinya penting untuk harga diri. Selanjutnya dalam http://pengusahamuslim.com/keterlibatan-karyawan Diakses  19 Januari 2012,  Macey dan Schneider menganggap bahwa keterlibatan karyawan mengacu pada perasaan positif yang dirasakan oleh karyawan terkait dengan pekerjaan serta motivasi dan upaya yang mereka berikan dalam pekerjaan. Keterlibatan mengarahkan pada perilaku positif karyawan yang mengarahkan pada kesuksesan organisasi. Macey dan Schneider mengidentifikasi dua komponen keterlibatan karyawan yaitu:
1.      perasaan terlibat (fokus dan antusiasme),
2.      keterlibatan perilaku (proaktif dan keteguhan).

Dari berbagai pendapat tersebut penulis berpendapat, keterlibatan karyawan memang dibutuhkan, untuk mempercepat tercapainya tujuan dari suatu organisasi. Namun pimpinan harus mampu atau jeli membaca kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing karyawannya.  Jangan sampai terjadi, keterlibatan karyawan yang tidak sesuai dengan kompetensinya membuat rusak atau tidak berjalannya system dari organisasi.
Tulisan singkat ini mengangkat tema keterlibatan karyawan dalam suatu organisasi, sebagai salah satu sub sistem dari system di Pendidikan Luar Sekolah. Sedangkan Pendidikan Luar Sekolah merupakan sub system dari Dinas Pendidikan.

B.     PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan system dapat diartikan sebagai suatu  cara pandang orang atau sekelompok orang untuk memberi pengertian atau definisi tentang sistem.
http://staffsite.gunadarma.ac.id/widada/index.php?stateid=download&id=12827∂=files,  meninjau pengertian system dari dua kelompok pendekatan, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.
 Pendekatan system yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan, sistem adalah suatu jaringan kerja dari procedure-prosedure yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Sedangkan pendekatan system yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan, sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dari kedua definisi tersebut, pandangan kedua menurut penulis yang lebih menekankan pada elemen-elemen atau komponen-komponen, yang merupakan suatu subsistem dari system dari organisasi, merupakan pengertian yang lebih luas. Misal: keterlibatan karyawan di PLS, merupakan salah satu sub system yang dapat menimbulkan energy positif atau negative dalam suatu system di PLS. Sedangkan PLS merupak sub system dari system yang lebih besar lagi yaitu Dinas Pendidikan.
Oleh sebab itu organisasi sebagai suatu sistem terbuka harus melihat input (mis: karyawan), yang kemudian ditransformasi untuk menjadi output (kepuasan, penghargaan,kinerja), kemudian dikembalikan ke lingkungan sebagai umpan balik kemudian akan kembali ke input. Dengan demikian pendekatan system yang dipergunakan dalam suatu organisasi, adalah dengan sistem terbuka.
Dari uraian tersebut menurut penulis, system merupakan elemen-elemen yang saling bersinergi satu dengan yang lainnye. Saling melengkapi kelebihan dan kekurangan, saling berkomunikasi, untuk mencapai tujuan dari organisasi.
Elemen-elemen atau komponen-komponen dari system disebut sub system. Sub system yang mempunyai elemen-elemen atau komponen-komponen, bisa dikatakan sebagai suatu system. Dengan demikian dapat kita katakan sub system pada dasarnya dapat juga menjadi system dari sub system yang lebih kecil. Begitu pula dengan system dapat juga menjadi sub system dari system yang lebih besar lagi.
Organisasi sebagai suatu system terbuka, merupakan system yang fleksibel untuk  digunakan agar organisasi dapat terus berjalan.  Seperti yang diungkapkan Stoner,Freeman, (1996; 47) sebagai berikut: Sistem terbuka (open system) harus berinteraksi dengan lingkungan agar tetap bertahan. Organisasi mengambil input dari lingkungan eksternal , kemudian melakukan transformasi untuk menghasilkan suatu jasa setelah itu organisasi melakukan output atau mengembalikan ke lingkungan eksternal.

 Karakteristik system dapat kita gambarkan sebagai berikut:

 
Text Box: LINGKUNGAN EKSTERNALText Box: UMPAN BALIK
LINGKUNGAN EKSTERNAL


Langkah-langkah di dalam menghasilkan desain system:
1.      Identify (mengidentifikasi masalah)
Adanya masalah yang timbul dari system yang lama, seperti kurangnya keterlibatan karyawan, sehingga system tidak dapat mencapai hasil yang optimal.
2.      Understand ( memahami kerja dari sistem yang ada)
3.      Analyze ( menganalisa system)
4.      Report ( membuat laporan hasil analisis)
5.      Menghasilkan system baru

C.     ALASAN TERJADINYA KASUS
Dari hasil pengamatan terjadinya kasus dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain:
1.      Karyawan, tidak atau kurang berkeinginan untuk  melakukan pekerjaan yang lebih baik, kurang memotivasi diri, kurang memiliki visi diri.
2.      Tenaga honorer, seharusnya dapat membantu kelancaran tugas-tugas malah sebaliknya, merusak system.
3.      Tumpang tindihnya tugas, sebagai salah satu akibat dari kurangnya tanggung jawab karyawan yang telah ditugaskan.
4.      Pimpinan cendrung sentralistik
5.      Ada kecendrungan, pimpinan menyamakan semua karyawan



D.    ALTERNATIF – ALTERNATIF PEMECAHAN

1.      Melibatkan karyawan dalam organisasi sesuai dengan kompetensi/kemampuan yang dimilkinya.
2.      Untuk tenaga honorer sebaiknya menggunakan system kontrak.
3.      Pengawasan yang lebih, saat melibatkan karyawan yang  kurang memiliki rasa tanggung jawab dalam organisasai. Hal tersebut dapat  memperkecil terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
4.      Karyawan yang mempunyai keunggulan personal, hendaknya diberikan penghargaan yang lebih misal dibedakan dalam materi dll.
5.      Karyawan yang potensial atau mempunyai visi diri, dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam organisasi.


Proses perbaikan system :

Text Box: SISTEM YANG  LAMA.
Sentralistik
SYSTEM YANG BARU.
Pendekatan Sistem Terbuka
 
ALTERNATIVE PEMECAHAN KASUS
 
 
                                                                               
                                                                                        





E.     KESIMPULAN
Kurangnya keterlibatan karyawan, akan mengakibatkan tidak tercapainya atau akan terhambatnya tujuan dari organisasi sebagai suatu system.
Keterlibatan karyawan dalam bekerja, hendaknya dengan memperhatikan kompetensi yang dimilkinya. Kesalahan dalam mengikutsertakan karyawan,  dengan tujuan akan memperbaiki system, malah akan menyebabkan rusaknya system yang sudah baik.
Karyawan yang mempunyai keunggulan personal, dilibatkan dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan organisasi.









DAFTAR PUSTAKA

Peter M Senge, The fifth Dicipline. The art and practice of the learning organization
http://jurnal sdm.blogspot.com/2009/08/teori-keterlibatan-kerja-karyawan-atau.html diakases 20 Januari 2012
http://staffsite.gunadarma.ac.id/widada/index.php?stateid=download&id=12827∂=files