Isu Kiamat Suku Maya Untuk Berbenah Diri
Oleh:
Dra. ASMIDA, M. Pd
Staf Bidang Pengembangan PLS Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru
Isu
kiamat meyeruak dari segale penjuru, tak
peduli dari kelas ekonomi apepun semue berkomentar “kiamat semakin dekat” hal
ini diperkuat lagi salah satunya dengan film layar lebar, yang sangat
menghebohkan. Dari anak-anak sampai orang tua, kaye, miskin semuenye berebutan
menonton film tersebut, berbagai komentarpun muncul, ada yang percaya begitu
saja, ada juga yang tidak, termasuk penulis yang tidak percaye, sesuai
keyakinan agama penulis, selain itu juge tidak menonton secare khusus film
tersebut.
Berbagai
bantahan dari pemuka agama, semakin menambah jayanya film tersebut juga semakin
menambah heboh akan adanya isu kiamat, tanggal 21 Desember 2012 hari jumat. Menurut
pengamatan penulis, akibat isu kiamat tersebut sedikit sebanyak tanpa disadari,
mungkin saja telah mempengaruhi keyakinan kita akan makna kiamat sebenarnya.
Rupanye
hari yang disibukkan umat manusia sedunia
akhir-akhir ini, bertepatan dengan tanggal 21 Desember 2012 hari jumat, berakhirnye
kalender suku maya, yang penulis simak dari salah satu tayangan TV swasta,
disela istirahat siang dikantor (kesibukan beberape hari ini, kadang-kadang tak
sempat lagi melirik koran di rumah yang teduduk manis dekat kursi rebah, jangankan
membace sampai rumahpun dah tegeletak penat), berbagai cara manusia mempersiapkan
diri untuk menyambut kiamat, seperti yang ditulis http://id.berita.yahoo.com/kiamat-2012-lima-situs-maya-ini-wajib-dikunjungi-052405676.html
diakses 22 Desember 2012 menyatakan sebagian orang masih mempersiapkan datangnya
kiamat dengan caranya sendiri, mulai dari membangun bungker, membeli masker
gas, hingga sedia makanan bertahan hidup. Tak kalah menarik dari hal tersebut, salah
satu warga Cina, Liu Qiyuan seperti yang dikutip dari Haluan Riau terbitan Selasa,
18 Desember 2012 halaman 29, yang menciptakan bola raksasa untuk menghadapi
kiamat dan mengklaim bola raksasa tersebut bisa dimasuki 14-30 orang dan tahan
hantaman gelombang setinggi 1000 meter.
Penulis tersenyum melihat
berbagai ulah tersebut, tapi itulah keyakinan mereka kita harus menghargainye, walau sebetulnye kalaulah kiamat yang sebetulnye terjadi yang
ditandai datangnye dajal bermate satu seperti yang selalu dikatekan (almh) mak
penulis Hjh. Tengku Sribanun, waktu kami kecik dulu, yang penulis simpulkan
saat memasuki usia remaja, tak ade
satupun yang mampu diselamatkan, apekah orang tue, anak, kakak beradik, suami, istri,
sahabat, orang yang disayangi semuenye akan bercerai berai. Hal tersebut
penulis maknai salah satunye adalah, apapun yang kite lakukan, pertanggung
jawaban kite pada Allah SWT, sang pemilik jagat raya beserta isinya. Rahasia Allah
SWT tidak ada satupun yang mampu menetapkannye, walau die telah memberi tande-tandenye.
Namun
terlepas dari hal tersebut, menurut penulis banyak pembelajaran yang dapat kita
simak tentang beberape kemajuan peradaban suku maya, yang penulis kutip dari: http://id.berita.yahoo.com/kekayaan-peninggalan-sejarah-suku-maya-033323447.html
diakses 22 Desember 2012 sebagai berikut:
Kalender Maya "Long
Count" mengatakan sebuah era yang berusia lebih dari 5.000 tahun berakhir
pada 21 Desember. Masih dalam sumber yang same seperti yang diungkapkan antropolog
Guatemala, Alvaro Pop, anggota United Nations Permanent Forum on Indigenous
Issues, kepada AFP, "Kalender Maya
bukan hanya soal perhitungan detik, menit dan jam," juga merupakan model
yang menunjukkan "gerakan benda langit dan caranya memengaruhi kehidupan manusia”.
Seterusnye dinyatakan keahlian
tersebut memungkinkan peradaban kuno
Maya mendeteksi pengaruh benda langit pada pasang surut air laut, kelahiran dan
tanaman, selanjutnya dinyatakan kontribusi peradaban kuno — yang mencapai
puncaknya antara tahun 250 hingga 900 — jauh melampaui pemahaman mereka tentang
bintang-bintang, menyentuh segala hal mulai dari arsitektur hingga tekstil dan
makanan.
Masih dalam sumber yang
sama dinyatakan bahwa suku Maya adalah yang pertama menanam jagung sekitar
3.000 tahun lalu, selain itu suku Maya juga menjadi suku pertama yang
menggunakan dan mengembangkan kakao dan, menurut beberapa orang, mereka
mencetuskan ide membuat permen alami dari pohon daerah tropis dan merupakan
pendahulu dari permen karet, keturunan mereka, terutama di Guatemala, juga
dikenal dengan kain warna-warni mereka, yang "merupakan ekspresi kehidupan
paling indah dan eksplosif di benua ini dan di dunia," peradaban lainnye suku
maya memiliki bahasa tulis dan secara total, suku Maya berbicara 36 bahasa
sepanjang sejarah mereka dan di daerah berbeda-beda, begitu pule dengan kecemerlangan
arsitektur Maya yang dapat dilihat reruntuhan dari perkotaan besar dan
pusat-pusat agama seperti Chichen Itza di semenanjung Yucatan, Meksiko, Tikal
di Guatemala, Copan di Honduras dan Tazumal di El Salvador berdiri sebagai
contoh kecemerlangan arsitektur Maya.
Kecemerlangan suku Maya mulai
dari arsitektur hingga tekstil dan makanan, bile kite simak tidak kalah dari negara
kita Indonesia, banyak situs sejarah di negeri ini yang harus dikaji keberadaannya
melalui peninggalan sejarah yang ditemukan baik secara langsung maupun tidak langsung
(biasenye oleh para petani), salah satu contoh di Provinsi Riau, adenye Candi
Muara Takus, begitu pule bahasa melayu yang pengucapannye beragam antare melayu
daerah kepulauan dan daratan, selain itu berbagai jenis makanan daerah seperti makanan
dari sagu di Selatpanjang yang hampir tidak diketahui secara umum, seperti
sempolet, kepurun yang sangat baik untuk pencernaan sebagai makanan pembuka bagi
orang yang makanan pokoknye nasi, maupun untuk makanan pokok.
Dengan
demikian khususnye untuk generasi muda yang mau belajar, jadikan moment isu kiamat
suku maya untuk berbenah diri sesuai kompetensi masing-masing, dengan berbagai
profesi agar negeri ini tidak kosong tanpa makna sebetulnye.
Sekianlah.
Pekanbaru,
21 Desember s.d 22 Desember 2012.
Selamat
Hari Ibu Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar