Rabu, 27 Juni 2012

Dra. ASMIDA, M. Pd. Analisis Penerapan Inovasi Dalam Manajemen Pendidikan kaitannya dg KTSP


Tugas UTS
ANALISIS PENERAPAN INOVASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN  KAITANNYA DENGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)


Mata Kuliah: Inovasi Dalam Manajemen Pendidikan
Dosen: Prof. Wibowo
Oleh:
ASMIDA
Nomor Registrasi: 7617101479



PROGRAM STUDI DOKTOR (S3)
MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
ANALISIS PENERAPAN INOVASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN  KAITANNYA DENGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Oleh:
ASMIDA / Noreg. 7617101479/S3 MP UNJ
HP: 08127620849


A.  PENDAHULUAN

Dalam tulisan ini penulis mencoba menggugah kesadaran kita  bahwa Ujian Nasional bukanlah akhir dari perjalanan peserta didik, terlepas apakah peserta didik berhasil dengan sebenarnya atau gagal menurut penulis tetap merupakan awal untuk mereka melangkah ke perjalanan selanjutnya ketingkat yang lebih tinggi dan lebih menantang seperti melanjutkan sekolah dan berbaur dengan mayarakat sekolah ataupun terjun langsung ke masyarakat sebagai sub sistem dari sistem masyarakat.  
Sehubungan dengan hal tersebut, bekal apa yang telah disiapkan oleh lembaga pendidikan yang bernama sekolah, sebagai sub sistem dari sistem masyarakat agar peserta didiknya kelak mampu bersaing, dan pada akhirnya akan menumbuhkan masyarakat pembelajar.
Masyarakat pembelajar tidak terbentuk secara instan, tapi melalui proses pembelajaran dilembaga pendidikan (sekolah). Proses pembelajaran yang membiasakan peserta didiknya mampu berpikir kritis, kreative, mampu memecahkan masalah dan sebagainye melalui berbagai inovasi dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru yang mempunyai keunggulan personal, baik dikelas ataupun di luar ruangan kelas.
Beberape pertanyaan yang terlintas “Sudahkah  kepala sekolah membuka wawasan berpikirnye untuk mendukung kearah inovasi tersebut?”. “Sudahkah para pendidik (guru)  membiasakan diri untuk melakukan berbagai inovasi dalam proses pembelajarannya dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya baik lingkungan sekolah maupun lingkungan diluar sekolah?”.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan (sekolah) untuk menjawab pertanyaan tersebut menurut penulis adalah  dengan menerapkan salah satu kebijakan dibidang Pendidikan yaitu tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

B.  LANDASAN TEORI MANAJEMEN

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan diIndonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Selanjutnya masih dalam sumber yang sama dinyatakan bahwa Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
Dengan demikian tidak ada alasan lembaga pendidikan (sekolah) beserta unsur-unsur yang berada dalam sistem sekolah khususnya guru untuk tidak melakukan berbagai terobosan dalam proses pembelajarannya. Berdasarkan pengamatan dilapangan masih banyak para pendidik (guru) yang tidak punya kemampuan dan kemauan untuk menyusun KTSP, secara umum mereka lebih cendrung mengambil yang sudah ada. Berbagai alasan dikemukakan antara lain yang sudah rahasia  umum yaitu “yang penting Ujian Nasional” sehingga peserta didik hanya meniru apa yang ditulis oleh guru.
http://l2pts.blogspot.com/2012/04/artikel-pendidikanberbasis-keunggulan.html diakses 6 Mei 2012 menyatakan akibat UN yang salah kaprah ini, kegiatan guru lebih focus menjejali peserta didik dengan materi pelajaran dengan cara menghapal atau meniru apa yang ditulis oleh pendidik (guru).
Hal tersebut menurut penulis mengakibatkan para pendidik (guru) lebih banyak menjejali peserta didik (siswa) dengan berbagai aktivitas yang kering makna, padahal keleluasaan KTSP memungkinkan mereka mampu mengexplore kemampuan peserta didik dalam berbagai bentuk interaksi pembelajaran dikelas maupun dirancang sedemikian rupa diluar kelas. Dari pencapaian - pencapaian  siswa dalam proses belajarnya tersebutlah dapat dijadikan umpan balik oleh pendidik untuk proses pembelajaran selanjutnya dan kemana arah minat dan bakat anak secara umum.

C.  IMPLEMENTASI DARI SISTEM

http://inopend3.wordpress.com/2011/01/11/inovasi dalam-manajemen-pendidikan/ diakses 3 Mei 2012 Manajemen pendidikan ialah  proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan (Biro Perencanaan Depdikbud, 1993:4 ).

Hal senada dalam http://www.taspen.com/files/humas/UUD%201945.pdf diakses tgl 5 Mei
2012 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab XIII yang mengatur tentang Pendidikan Dan Kebudayaan Pasal 31  ayat (3) menyatakan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

 Namun kenyataannya Undang-Undang  yang bagus dalam tatanan konsep tersebut menurut penulis tidak mampu disikapi oleh lembaga pendidikan baik Formal, Non Formal maupun Informal. Sudah rahasia umum berbagai kepentingan yang menyebabkan tidak mampunya manajemen sekolah untuk bersikap konsisten menghiasi dunia pendidikan kita menambah semakin buramnya arah pendidikan di negeri ini.

D.  PEMBAHASAN

Menurut Prof. Azis (http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi pendidikan/diakses 15 januari 2012 ). Inovasi berarti mengintrodusir  suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa  ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah : Managerial,   Teknologi, Kurikulum.
Selanjutnya http://l2pts.blogspot.com/2012/04/dra-asmida-m-pd-artikel-isu-isu-penting.html yang diakses 6 Mei 2012 menyatakan inovasi kemampuan seseorang untuk melakukan suatu penemuan (bukan penemuan yang benar-benar murni baru), tapi penemuan yang berawal atau terinspirasi dari penemuan sebelumnya sebagai landasan. Hasil konstruksi yang diperolehnya dapat dipergunakan dalam berbagai kegiatan misalnya: salah satu cara guru untuk menarik minat siswa didalam belajar geometri.

Dengan demikian inovasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang dikemas oleh guru dengan melakukan berbagai ide dalam proses pembelajarannya sehingga kegiatan pembelajarannya mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan kemampuan peserta didik secara umum. Diharapkan dalam proses pembelajaran peserta didik tersebut, mereka terbiasa berpikir menyelesaikan berbagai masalah, bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan  dan sebagainya, diharapkan seiring dengan perjalanan waktu saat mereka menjadi bahagian dari sistem di masyarakat secara utuh, mereka mampu apapun profesinya di masyarakat kelak untuk menyikapi berbagai persoalan secara bijaksana.

Proses pencapaian inovasi  tersebut tidak didapat secara instan tapi  melalui proses dari seorang pendidik (guru) yang mempunyai kemampuan tinggi dalam penguasaan materi pelajaran, kemudian ditambah  pengalaman serta kecintaan terhadap profesinya menyebabkan ia mampu meramu materi pelajaran sesuai dengan kemampuan peserta didik dan kondisi masyarakat tempat sekolah itu berada.

Permasalahan tersebut tidak bisa dijawab secara tunggal, berikut beberapa petunjuk yang dapat dimanfaatkan seperti yang diungkapkan Nachtigal dalam Diah, M, N. Zulkifli (2010:14) sebagai berikut:
1.    Rencanakan secara teliti apa-apa yang harus dipelajari siswa dan bagaimana mereka harus mempelajarinya.
2.    Mulailah dengan hal-hal yang kecil sehingga baik guru maupun siswa merasa senang dengan cara belajar yang baru.
3.    Buat aturan-aturan umum tentang para siswa dan guru sebagai sam-sama pembelajar; dengan begitu guru tidak perlu memiliki semua jawaban terhadap semua pertanyaan.
4.    Jagalah agar masyarakat mengetahui hal ini dengan baik.
5.    Manfaatkan kepemimpinan sekolah untuk membangun iklim yang baik.
Jadi sangatlah tidak tepat bila pendidik (guru) dari suatu lembaga pendidikan (sekolah)  meniru total isi KTSP dalam suatu sekolah apalagi suatu daerah untuk dipakai ditempatnya bertugas, karena masing-masing sekolah kondisinya tidak sama dan tidak akan pernah sama. Berbagai latar belakang pendidikan orang tua, lingkungan masyarakat, budaya yang dianut menyebabkan daya nalar masing-masing individu berbeda. Sekolah yang  memang input dari sekolah tersebut bagus yang sebenarnya, ditambah dengan lingkungan yang kondusif semua sarana prasarana yang dibutuhkan lengkap dan sebagainya, sangat wajar kalau outputnya bagus.

Dengan demikian sudah saatnya kita buang pemikiran yang terlampau mendewakan Ujian Nasional kalau kita mau kelak peserta didik (siswa) kita menjadi generasi yang cemerlang, gemilang dan terbilang. Untuk mencapai hal tersebut memang butuh waktu, dan proses. Sekolah sebagai salah satu sub sistem dari sistem masyarakat harus mampu menjembatani harapan tersebut, sekolah tempat para siswa (peserta didik) mengenal berbagai elemen dari sub sistem disekolah dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Hal senada dalam http://l2pts.blogspot.com/2012/05/dra-asmida-m-pd-artikel-metode.html  tentang Sekolah sebagai suatu sistem merupakan tempat anak didik pertama kali mengenal berbagai perbedaan. Sekolah jugalah tempat siswa mengenal dan belajar berbagai watak manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya, melalui pergaulan sehari-hari antar siswa maupun melalui proses pembelajaran dikelas. Memecahkan berbagai masalah, berpikir kritis yang pada akhirnya muncul kemampuan berinovasi. Semua itu membutuhkan peran guru. Guru yang mau berkorban waktu dan tenaga untuk berpikir apa yang harus ia lakukan untuk bekal anak didiknya, guru yang punya keunggulan personal, guru yang mampu menggali kemampuan siswanya dengan berbagai cara.
 Misal guru dapat menggali materi pembelajaran berdasarkan sumber daya alam atau kekayaan  budaya suatu daerah misalnya: memperkenalkan dan memberdayakan mengenai batik Riau. Sehingga mereka tau, batik bukan hanya ada di Jawa yang selama ini banyak mereka kenal http://www.riaudailyphoto.com/2010/04/batik-tabir-riau.html diakses 23 Maret 2012, menyatakan Batik Riau hadir sejak 1985 melalui ide untuk melestarikan desain dan budaya Riau Melayu melalui kain. Selanjutnya masih dalam sumber yang sama, selain di Kota Pekanbaru, batik Riau juga telah dikembangkan diKabupaten Siak dengan nama Batik Tabir, sedangkan di Kabupaten Kampar dan juga di Kabupaten Rokan Hulu dengan memakai motif khas daerah yang bersangkutan.
Siswa dapat kite suruh mengamati setiap detil khasanah kekayaan Provinsi Riau salah satunye melalui batik dengan segala corak ragamnya tersebut. Munculkan  minat dan bakat peserta didik, dalam hal seni lukis, bisnis dan sebagainya. Bisa kita bayangkan hanya dengan satu budaya batik Riau, selain menambah wawasan siswa akan provinsi Riau, kite juge mampu mengembangkan berbagai peluang kehidupan peserta didik kelak saat menjadi bahagian dari sistem masyarakat.
 Masih dalam sumber yang sama seperti  yang diungkapkan oleh Mohammad Angku Sjafei puluhan tahun yang lalu sejak zaman penjajahan sampai kemerdekaan seperti yang dikutip dari Warta Paudni Tahun XIV Edisi Tahun 2011 halaman 36 menyatakan keterampilan tangan dengan pemanfaatan kekayaan alam adalah kunci utama dalam pendidikan. Masih dalam sumber yang sama, orientasi terhadap pendidikan dengan keterampilan tangan tersebut dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan Angku Sjafei yang pernah belajar pendidikan guru di Belanda, selain itu ia juga mengikuti sejumlah kelas keterampilan, seperti musik, kerajinan tangan dan mengarang.

Gambaran diatas menggambarkan pentingnya melakukan inovasi walau hanya dalam tatanan mikro dari keputusan pendidik (guru) dikelas. Seperti hasil pengamatan beberapa waktu lalu disuatu lembaga pendidikan (sekolah), tidak dinafikan ada satu atau dua orang pendidik (guru) melakukannya, namun keadaan tersebut tidak terlampau didukung oleh pengambil kebijakan disekolah (kepala sekolah). Karene bagaimanepun untuk tatanan makro di  sekolah pengambil kebijakan adalah kepala sekolah. Dengan dukungan kebijakan dari kepala sekolah  diharapkan dapat lebih memotivasi para guru yang merupakan ujung tombak pendidikan di kelas untuk melakukan berbagai inovasi dalam proses pembelajarannya.

E.  KESIMPULAN

1.    Inovasi berarti mengintrodusir  suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan

2.    inovasi kemampuan seseorang untuk melakukan suatu penemuan (bukan penemuan yang benar-benar murni baru), tapi penemuan yang berawal atau terinspirasi dari penemuan sebelumnya sebagai landasan.

3.    Inovasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang dikemas oleh guru dengan melakukan berbagai ide dalam proses pembelajarannya sehingga kegiatan pembelajarannya mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan kemampuan peserta didik secara umum.

4.    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.




















DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Diah, M, N. Zulkifli (2010) Bahan Ajar Pendidikan Berbasis Masyarakat: Program Studi Manajemen Pendiidikan Universitas Riau

Jumat, 22 Juni 2012

Dra. ASMIDA, M. Pd. SELAMAT HARI JADI PEKANBARU KE 228 TAHUN 2012

Mengucapkan 

SELAMAT HARI JADI PEKANBARU KE 228 TAHUN 2012


Dra. ASMIDA, M. Pd
Staf Bidang PLS Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru












Dra. ASMIDA, M. Pd. Matematika: Sebagai ilmu bantu dalam ilmu lain/ kehidupan sehari-hari.


Matematika: 
Sebagai ilmu bantu dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh: 
Dra. ASMIDA, M. Pd
Staf Bidang Pengembangan PLS Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru


Seperti yang telah penulis tulis dalam http://l2pts.blogspot.com/2012/05/dra-rm-asmida-m-pd-sepokok-tebu-gule.html bahwa  Matematika itu adalah seni dan bahasa simbol. Komunikasi yang sangat indah pada dasarnya terjalin oleh untaian komunikasi matematika yang menumbuhkan penalaran yang bermuara pada berpikir kritis. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Prof . Dr. Utari Sumarmo salah seorang  guru besar FPMIPA UPI  yang menyatakan Matematika mempunyai arti yang beragam, bergantung kepada siapa yang menerapkannya selanjutnya Prof . Dr. Utari Sumarmo menyatakan salah satu pengertian matematika  adalah sebagai alat untuk  mengembangkan  kemampuan berfikir kritis, serta sikap yang terbuka dan obyektif.  
Walau tidak semue orang menyenangi matematika karena kemampuan atau daya tangkap, minat dan bakat manusia berbeda-beda, namun pengenalan matematika sejak dini harus digalakkan melalui berbagai cara yang dikaitkan dalam kehidupan peserta didik sehari-hari.  Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan  Prof . Dr. Utari Sumarmo  yang menyatakan  bahwa arti matematika yaitu Sebagai ilmu bantu dalam ilmu lain/ kehidupan sehari-hari. Dengan demikian matematika sebagai ilmu bantu dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa dilepaskan dan saling berkaitan, pendidiklah yang  mengemas atau membuat skenario pembelajarannya  sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut bermakna terutama pada anak-anak Paud.
Menurut penulis yang lebih bagus lagi bila pembelajaran yang dirancang oleh guru Paud tersebut adalah lingkungan yang dikenal oleh anak-anak Paud tersebut, sehingge memperkecil kemungkinan kesalahan atau mereke tidak menghayal atau meraba-raba.
Berikut adalah beberape contoh yang dapat menjadi gambaran bagi Guru Paud untuk mengasah daya nalar peserta didik dalam berbagai kegiatan bermain dan belajar. Kegiatan ini terinspirasi salah satunye dari pembelajaran B. Inggris yang ditampilkan oleh Miss Mel dari Africa Selatan dan Miss Katja dari Jerman, sebelum penulis berangkat ke Bandung tahun 2007 untuk melanjutkan S2 dalam Pendidikan Matematika di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Adapun salah satu kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajarannya adalah Kegiatan Mengamati Gambar. atau cerita yang terjadi dalam gambar. Namun harus diingat oleh pendidik, kegiatan tersebut disesuaikan dengan kondisi peserta didik.



Kegiatan mengamati gambar bisa dilakukakan pendidik misal dengan memperagakan beberapa gambar secara bertahap, misal sebagai contoh dapat dilihat pada beberapa gambar berikut (Gb. 1 s.d Gb. 11). Ajak  mereka bercerita apa yang nampak dalam gambar dengan bahasa anak PAUD. Ingat peserta didik harus sangat sabar dalam membimbing anak-anak yang sudah pasti mempunyai beragam karakter, dan terdiri dari orang tua yang mempunyai berbagai latar belakang pendidikan, ekonomi dsbnya. Dibutuhkan kompetensi profesional pendidik, agar tujuan kegiatan mengamati gambar dapat tercapai.
Berikut beberape gambar sebagai taraf pengenalan awal peserta didik tentang Matematika (Berhitung).





GAMBAR 1: Dra. ASMIDA, M. Pd
di Objek Wisata Trans Studio



 GAMBAR 2: Aji dirumah Oma 




 GAMBAR 3: Ai sedang bermain bola dirumah Oma 


 GAMBAR 4: Dra. ASMIDA, M. Pd
di Objek WisataTrans Studio


GAMBAR 5: Anggi berkodak ria sebelum meneruskan perjalanan ke Pekanbaru



GAMBAR 6.  Dra. ASMIDA, M. Pd bersama Badut di Objek Wisata TMII




GAMBAR 7: Dea, Nia dan Yola di Objek WisataTrans Studio

GAMBAR 8: Dea dan Nia di Objek Wisata TMII




 GAMBAR 9:
Dra. ASMIDA, M. Pd bersama beberapa kawan-kawan dari LPK dan guru Paud di Objek Wisata Ciater






Gambar 10: Kucing
Fhoto koleksi teman disalah satu kabupaten di Provinsi Riau




Gambar 11: Kucing
Fhoto koleksi teman disalah satu kabupaten di Provinsi Riau


Amati setiap kemajuan peserta  didik dalam kegiatan tersebut. Misal dari hasil pembelajaran beberapa kali pertemuan didapat kemajuan peserta didik, seperti berikut:
1. peserta didik mampu membedakan warna merah, hijau, coklat, orange, biru, hitam, kuning, hijau dsbnye
2. peserta didik mampu membedakan ekspresi orang ketawa, sedih, diam, mengangkat tangan dsbnye
3. peserta didik mampu mengenal berbagai kegiatan di gambar seperti orang naik sepeda, makan, adanya kedai tempat berjualan makanan dsbnya.
 4.  peserta didik mampu mengenal pohon dsbnya.
5. peserta didik mampu mengenal BUS dsbnya
6. peserta didik mampu mengenal Badut dsbnya
7. peserta didik mampu mengenal  tas yang disandang pakai tali panjang dsbnya
8. peserta didik mampu mengenal kucing  dsbnya
dstnye.

Kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap sampai beberape kali pertemuan, setelah peserta didik paham baru dilanjutkan pada kegiatan berikutnya, misal pada gambar 4 , kita ajak peserta didik melihat berapa orang yang duduk di kursi, duduk dibawah, berjalan, berdiri dsbnya. Dengan demikian secara bermain kita mengajarkan peserta didik belajar  berhitung walau dalam taraf pengenalan.
Catat lah kemajuan peserta didik tersebut, selain sebagai umpan balik bagi pendidik PAUD, juga dapat digunakan sebagai laporan kepada orang tua untuk kemajuan anaknya baik secara lisan misal saat orang tua menjemput anaknya maupun secara tulisan beberapa bulan sekali. 











Minggu, 10 Juni 2012

Dra. ASMIDA, M. Pd. CAPACITY BUILDING PEMETAAN MUTU NONFORMAL

 CAPACITY BUILDING PEMETAAN MUTU NONFORMAL
GARDEN PERMATA HOTEL 
BANDUNG, 5 JUNI s.d 8 JUNI 2012







 
LATIHAN 




IDENTITAS LEMBAGA






1
Nama Lembaga :  BETA ENGLISH
2
Status :  Pusat/Cabang/Afiliasi (Coret yang tidak sesuai)
3
Jenis-jenis Program yang diselenggarakan : 


a.   BAHASA INGGRIS


b.   



c.   



d.    

4
Surat Ijin operasional lembaga (lampirkan fotocopi dokumen)


Nomor :  45


Tanggal : 12-Des-11


Diterbitkan oleh :  dinas pendidikan


NPWP : 

5
NILEK : 09202.4.1.0010.
6
Akta Notaris H. BUDI


Nomor :  47


Tanggal : 11-Des-10


Ditandatangi oleh : 

7
Tanggal bulan dan tahun mulai penyelenggaraan: 




8
Alamat  :  Jl. Tengku Sribanun


No Telepon : 



No HP :  8127620849


No Faks : 



Alamat email : 



Alamat web site : 









Petunjuk Pengisian  


a.  Instrumen berikut berisi butir-butir yang sifatnya check  list, rating scale dan pertanyaan terbuka 


b. Check  list ditandai dengan ¨ (kotak) sedangkan rating scale ditandai dengan o (bulat)


c. Untuk butir yang sifatnya check  list Anda dapat memilih lebih dari satu jawaban sesuai kondisi lembaga dengan cara memberi tanda silang (huruf x) pada kotak yang disediakan.


d. Untuk butir yang sifatnya rating scale  Anda hanya memilih  satu jawaban sesuai kondisi lembaga.


e. Untuk pertanyaan terbuka , tuliskan jawaban  Anda pada tempat yang tersedia 






I.
Standar Pengelola Kursus dan Pelatihan 






1.1.
Kualifikasi

1
Jumlah pengelola =  3
2
Jumlah pengelola yang memiliki kualifikasi pendidikan sesuai pekerjaan 4


S1 ke atas = 1


SMA sederajat = 1


SMP sederajat =



SD sederajat = 

3
Jumlah pengelola yang memiliki pengalaman mengelola kursus dan pelatihan lebih dari 3 tahun  2
4
Jumlah seminar, worksop, pelatihan  terkait dengan kursus dan pelatihan yang diikuti pengelola 1 tahun terakhir: 4

X o    > 2 kali
1


o    2 kali
0


o    1 kali
0


o    belum pernah
0






1.2.
Kompetensi  Kepribadian
5
Upaya yang dilakukan pengelola kursus dan pelatihan untuk menjadi teladan dalam komunitas kursus dan pelatihan adalah: 2


¨  Menjalankan ibadah yang sesuai dengan norma yang dianut 0


¨  Hadir tepat waktu
0

X ¨  Membiasakan sikap saling menghormati 1

X ¨  Mengkondisikan suasana akrab misalnya dengan saling menyapa 1
6
Upaya yang dilakukan untuk membangun integritas kepribadian  sebagai pengelola adalah memiliki: 3

X ¨  Komitmen terhadap tugasnya 1

X ¨  Rencana kerja yang jelas 1

X ¨  Ketegasan dalam menerapkan aturan 1


¨  Keterbukaan terhadap kritikan yang membangun 0


¨  Kemampuan menyelesaikan masalah secara tuntas 0
7
Untuk meningkatkan kemampuan mengelola kursus dan pelatihan, pengembangan diri pengelola dilakukan melalui:  3

X ¨  Pendidikan formal
1

X ¨  Pelatihan
1

X ¨  Workshop/loka karya
1


¨  Seminar
0
8
Upaya yang dilakukan pengelola agar komitmen pada tugas adalah: 3

X ¨  Bersemangat dalam menyelesaikan tugas 1


¨  Mampu mengendalikan diri dalam menyelesaikan masalah 0

X ¨  Memiliki prinsip hidup
1
9
Sikap terbuka terhadap rekan kerja, pengelola, pemilik, dan warga belajar ditunjukkan dengan :

X ¨  Bersedia menerima kritik 0


¨  Bersedia memberikan dan menerima pendapat 0


¨  Kemampuan membangun forum komunikasi aktif 0





0
1.3.
Kompetensi Manajerial

10
Pengelola  memiliki kompetensi manajerial dalam merencanakan program dengan melakukan analisis : 2

X ¨  Kekuatan
1


¨  Kelemahan
0

X ¨  Ancaman
1


¨  Peluang
0
11
Untuk mewujudkan program kursus dan pelatihan yang baik, pengelola  memiliki :   2


¨  Rencana Jangka Panjang (25 tahun) 0


¨  Rencana jangka menengah (10 tahun) 0


¨  Rencana jangka pendek (5 tahun) 0

X ¨  Rencana operasional 1 tahun 1

X ¨  Kalender kerja
1
12
Untuk menjamin terlaksananya organisasi yang sehat pengelola kursus dan pelatihan memiliki  1

X ¨  Visi dan misi
1


¨  Struktur organisasi
0


¨  Memiliki pembagian tugas dan peran 0


¨  Memiliki standar operasional prosedur (SOP) 0
13
Dalam penyusunan rencana strategis (renstra)  pengelola memberdayakan : 1

X ¨  Pemilik
1


¨  Pendidik
0


¨  Sumber teknis
0


¨  Pembimbing
0


¨  Stake holder
0
14
Promosi program kurus dan pelatihan yang dilakukan pengelola melalui media berikut ini : 1


¨  Televisi
0


¨  Radio
0


¨  Internet
0


¨  Media cetak (koran/majalah) 0

X ¨  Liflet
1


¨  Roadshow ke stake holder 0
15
Program kursus dan pelatihan memiliki dokumen Standar Operasional Prosedur  (SOP) berikut ini : 2

X ¨  Dokumen Penerimaan dan seleksi  warga belajar 1


¨  Dokumen Penerimaan pendidik dan tenaga kependidikan 0

X ¨  Dokumen Administrasi keuangan 1


¨  Dokumen Kemitraan dan Kerjasama 0


¨  Dokumen Pengembangan SDM. 0
16
Program kursus dan pelatihan melaksanakan Standar Operasional Prosedur dalam kegiatan sbb:  2

X ¨  Penerimaan dan seleksi  warga belajar 1

X ¨  Penerimaan pendidik dan tenaga kependidikan 1


¨  Administrasi keuangan
0


¨  Kemitraan dan Kerjasama 0


¨  Pengembangan SDM
0
17
Pertanggungjawaban keuangan dibuat dalam bentuk dokumen keuangan yang mencakup: 4

X ¨  Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Lembaga/RAPBL 1

X ¨  Buku Pemasukan Uang 1

X ¨  Buku Pengeluaran Uang 1

X ¨  Laporan Keuangan tahunan 1
18
Rencana supervisi untuk mengembangkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan tertuang dalam: 2

X ¨  Dokumen perencanaan supervisi 1


¨  Dokumen pelaksanaan supervisi 0

X ¨  Dokumen tindak lanjut supervisi 1


¨  Dokumen layanan bimbingan supervise 0
19
Pengelola program kursus dan pelatihan memiliki dokumen rencana evaluasi  dalam bentuk  berikut ini: 3

X ¨  Dokumen perencanaan evaluasi 1

X ¨  Dokumen pelaksanaan evaluasi 1

X ¨  Dokumen tindak lanjut hasil evaluasi 1


¨  Dokumen perbaikan mutu program 0


¨  Dokumen pelaporan hasil evaluasi  0
20
Pemantauan program kursus dan pelatihan oleh pengelola tercatat pada dokumen sebagai berikut : 3

X ¨  Perencanaan pemantauan 1

X ¨  Pelaksanaan pemantauan 1


¨  Tindak lanjut hasil pemantauan 0

X ¨  Perbaikan pemantauan
1


¨  Pelaporan hasil pemantauan  0






1.4.
Kompetensi kewirausahaan
21
Pengelola kursus dan pelatihan memiliki manajemen resiko, dengan komponen-komponen sebagai berikut : 4

X ¨  Dokumen tentang identifikasi produk  usaha, pasar cara pemasaran 1

X ¨  Dokumen peluang dan antisipasi resiko 1

X ¨  Dokumen tentang cara untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi 1
22
Pengelola  kursus dan pelatihan memiliki program pengembangan yang ditunjukan dengan dokumen: 3

X ¨  Jenis-jenis pengembangan kursus dan pelatihan 1

X ¨  Inovasi pengelolaan SDM, pemasaran dan keuangan 1

X ¨  Business plan
1


¨  Berbagai model kursus dan pelatihan 0
23
Untuk mengembangkan kursus dan pelatihan pengelola memanfaatkan peluang yang dibuktikan dengan : 2

X ¨  Dokumen kerjasama dalam permodalan 1


¨  Dokumen kerjasama dalam pemasaran 0

X ¨  Dokumen kerjasama dalam penemapatan lulusan 1


¨  Dokumen kerjasama pengembangan SDM 0


¨  Dokumen kerjasama uji kompetensi 0
24
Kegiatan yang dilakukan pengelola  untuk membangun citra lembaga kursus dan pelatihan adalah : 3


¨  Mengadakan program corporate social responbility (CSR) 0

X ¨  Menampilkan keunggulan-keunggulan lembaga melalui kegiatan promosi 1

X ¨  Memiliki dokumen succes story  1
25
Untuk mengembangkan Lembaga kursus dan pelatihan pengelola memiliki kegiatan : 2


¨  Bukti kerjasama dan kemitraan sesama lembaga kursus dan pelatihan 0


¨  Bukti sosialisasi CSR
0

X ¨  Bukti MoU dengan para stake holder 1






1.5.
Kompetensi Sosial

26
Pengelola kursus dan pelatihan memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah sosial dengan kegiatan : 2


¨  Memberikan beasiswa atau keringanan biaya bagi masyarakat tidak mampu 0

X ¨  Memberikan sumbangan materil dalam kegiatan di masyatakat 1


¨  Terlibat aktif dalam kegiatan sosial keagamaan 0
27
Untuk membangun komunikasi dan hubungan kolegial yang baik pengelola  kursus dan pelatihan melakukan : 2

X ¨  Pertemuan rutin setiap triwulan 1


¨  Pertemuan setiap bulan 0


¨  Pertemuan setiap pekan 0

x ¨  Insidental kalau ada keperluan 1
28
Pertemuan rutin lembaga kursus dan pelatihan dihadiri oleh 3

X ¨  Pemilik
1

X ¨  Pengelola
1

x ¨  Pendidik
1


¨  Pembimbing
0


¨  Teknisi sumber belajar
0
29
Metode/media yang dilakukan pengelola  dalam pertemuan rutin adalah: 2

X ¨  Tatap muka
1

X ¨  Jejaring sosial melalui internet 1


¨  Tulisan di media cetak
0


¨  Siaran radio
0


¨  Tayangan TV
0






II.
Pembimbing (Instruktur)
2,1
Kualifikasi dan pengalaman kerja.
30
Jumlah pembimbing 3
31
Kualifikasi pendidikan pembimbing pada kursus dan pelatihan yang ada saat ini. 1


Diatas S-1 =



S-1/DIV = 1


DI – DIII = 1


SMA kebawah =  5
32
Jumlah pembimbing yang memiliki sertifikat kompetensi keahlian  pada kursus dan pelatihan  saat ini  = 5
33
Jumlah pembimbing kursus dan pelatihan yang memiliki pengalaman sesuai dengan bidang keahlian 3 tahun atau lebih =  4






2,2
Kompetensi Pedagogik

34
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang mampu  mendeskripsikan:  karakteristik fisik, psikis, sosial, dan budaya peserta didik dengan baik =  2
35
Untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik, pembimbing memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 3

X ¨  Kriteria ketuntasan minimal kompetensi peserta didik 1

X ¨  Tingkat kompetensi yang telah dikuasai peserta didik 1

X ¨  Perbedaan pencapaian kompetensi peserta didik secara individual 1


¨  Model evaluasi dan remedial bagi peserta didik 0
36
Pembimbing pada kursus dan pelatihan mendeskripsikan kemampuan peserta didik dengan memperhatikan: 1

X ¨  Kemampuan mendeskripsikan skill individu peserta didik 1


¨  Kemampuan mendekripsikan sikap individu peserta didik 0


¨  Kemampuan mendeskipsikan tingkat partisipasi individu peserta didik 0


¨  Kemampuan mendiskripsikan tingkat ujuk kerja peserta didik 0
37
Pembimbing kursus dan pelatihan yang  mampu mendeskripsikan bakat, minat, dan potensi lingkungan warga belajar sebagai dasar untuk membantu memilih pekerjaan, karier, dan berwirausaha adalah =  2
38
Pembimbing pada kursus dan pelatihan mampu mendeskripsikan gaya  belajar peserta didik dengan memperhatikan 1

X ¨  Auditorial peserta didik
1


¨  Visual peserta didik
0


¨  Kinestetik peserta didik 0


¨  Behavior peserta didik
0
39
Pembimbing pada kursus dan pelatihan mampu mendeskripsikan kebiasaan belajar peserta didik mencakup: 2

X ¨  Logika peserta didik
1

X ¨  Bahasa  peserta didik
1


¨  Etika peserta didik
0


¨  estetika peserta didik
0
40
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang mampu menerapkan prinsip belajar pedagogik dalam menyelenggarakan  program bimbingan  =  1
41
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang  mampu menerapkan prinsip belajar andragogik dalam program bimbingan  =  1
42
Pembimbing kursus dan pelatihan yang mampu menerapkan prinsip bimbingan yang sesuai dengan karakteristik warga belajar dalam menyelenggarakan program bimbingan =
43
Penerapan model dan pendekatan bimbingan yang dilakukan pembimbing pada kursus dan pelatihan mencakup: 2

X ¨  Pengelompokan berdasarkan tingkat kesulitan materi pembelajaran peserta didik 1


¨  Pengelompokan berdasarkan minat dan pilihan materi pembelajaran peserta didik 0

X ¨  Pengelompokan berdasarkan tingkat partisipasi dan  prestasi peserta didik 1


¨  Pengelompokan berdasarkan lingkungan domisili peserta didik 0
44
Pembimbing pada kursus dan pelatihan mampu mengenali model dan pendekatan bimbingan berdasarkan : 1


¨  Tingkat kesulitan materi pembelajaran peserta didik 0

X ¨  Minat dan pilihan materi pembelajaran peserta didik 1


¨  Tingkat partisipasi dan  prestasi peserta didik 0


¨  Lingkungan domisili peserta didik 0
45
Pembimbing pada kursus dan pelatihan menerapkan model dan pendekatan bimbingan untuk mendorong kemandirian belajar dan bekerja di dunia industri atau usaha berdasarkan: 1


¨  Kompetensi yang dimiliki peserta didik  0

X ¨  Minat dan pilihan peserta didik  1


¨  Tingkat prestasi peserta didik 0


¨  Lingkungan domisili peserta didik 0
46
Dalam merancang dan melaksanakan program bimbingan, pembimbing mampu melakukan hal berikut ini  1

X ¨  Menganalisa kebutuhan belajar peserta didik 1


¨  Menganalisa bakat dan minat peserta didik 0


¨  Menganalisa dan menetapkan pengetahuan awal peserta didik 0


¨  Menganalisa  dan menetapkan kelompok belajar peserta didik 0
47
Jumlah pembimbing pada kursus dan pelatihan yang mampu menganalisis kemampuan awal peserta didik = 1
48
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang mampu merumuskan tujuan bimbingan sesuai  dengan isi pendidikan kecakapan hidup =  1
49
Pembimbing pada kursus dan pelatihan mampu merancang dan menetapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam bentuk: 3

X ¨  Standar kompetensi lulusan (SKL) 1


¨  Kurikulum
0

X ¨  Silabus
1

X ¨  Rancangan pembelajaran (RPP) 1
50
Pembimbing pada kursus dan pelatihan mampu menerapkan prosedur dan teknik penilaian dengan menyusun:  2

X ¨  Kisi-kisi soal
1


¨  Kartu soal
0

X ¨  Instrumen tes
1


¨  Pedoman penskoran
0
51
Metode yang digunakan  oleh pembimbing  dalam memotivasi dan memandirikan peserta didik mencakup: 4

X ¨  Ceramah
1

X ¨  Diskusi
1

X ¨  Project work
1

X ¨  Tugas mandiri
1


¨  …………… lainnya
0
52
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang mampu menganalisis hasil penilaian bimbingan =  1
53
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang mampu melaksanakan kegiatan pembinaan karier = 






2.3.
Kompetensi Kepribadian
54
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang berperilaku sesuai dengan nilai agama yang dianut untuk mengembangkan motivasi belajar dan bekerja pada warga belajar =  1
55
Pembimbing yang mampu menunjukkan integritas pribadi dan dapat menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat dengan cara adil, manusiawai, budi pekerti yang luhur, dan toleransi =  1
56
Pembimbing yang mampu menunjukkan integritas pribadi, dan dapat menjadi teladan bagi peserta didik  dengan bersemangat, bertanggung jawab,stabil, menjadi infirator,motivator, dan berprestasi =  1
57
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang mampu menjadi teladan bagi warga belajar dan  masyarakat = 1
58
Rata-rata sikap bijak pembimbing terhadap warga belajar sebagai upaya memahami, membantu, dan mengembangkan potensinya: 3


o    Sangat baik
0

X o    Baik
1


o    Kurang
0


o    Sangat Kurang
0
59
Rata-rata sikap penuh perhatian pembimbing terhadap permasalahan peserta didik dalam belajar dan pengembangan karier: 3


o    Sangat baik
0

X o    Baik
1


o    Kurang
0


o    Sangat Kurang
0






2,4
Kompetensi Sosial

60
Kemampuan pembimbing berkomunikasi dengan baik teman sejawat dan masyarakat: 1

X ¨  ringkas dan jelas
1


¨  simpatik
0


¨  empatik
0


¨  santun
0
61
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang  mampu melakukan kerjasama dengan satuan pendidikan nonformal dalam menambah jangkauan sasaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran =  1






2,5
Kompetensi Profesional

62
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang mampu menerapkan prinsip belajar pedagogik dalam menyelenggarakan  program bimbingan = 2
63
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang mampu menerapkan prinsip belajar andragogik dalam menyelenggarakan  program bimbingan =  2
64
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang mampu membantu warga belajar memanfaatkan kemampuan dan keterampilan dalam memilih karier =  2
65
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang  mampu memfasilitasi hubungan kerja sama antara lembaga kursus dan pelatihan dengan dunia industri atau usaha mandiri =  2
66
Pembimbing pada kursus dan pelatihan mampu menganalisis permasalahan yang dihadapi lulusan dalam bekerja di dunia industri dan usaha mandiri = 2
67
Pembimbing pada kursus dan yang  mampu melakukan pendampingan warga belajar dalam menerapkan hasil belajarnya di dunia industri dan usaha mandiri = 2
68
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang mampu mengembangkan kreativitas warga belajar dalam menghadapi tantangan hidup = 2
69
Pembimbing pada kursus dan pelatihan yang  mampu menfasilitasi hubungan kerjasama antara lembaga kursus dan pelatihan dengan sekolah =  2
70
Pembimbing pada kursus dan pelatihan  yang mampu memfasilitasi hubungan kerjasama antara lembaga kursus dan pelatihan dengan pemerintah =  2






III
Penguji

3.1.
Kualifikasi Pendidikan

71
Jumlah penguji =  3
72
Jumlah penguji yang pendidikan terakhirnya sesuai dengan persyaratan penguji kursus =  1
73
Jumlah penguji yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 3 tahun =  1
74
Jumlah penguji kursus yang telah memiliki sertifikat kompetensi =  1






3.2.
Kompetensi Pedagogik

75
Jumlah penguji kursus yang mahami karakteristik peserta uji kompetensi dari aspek fisik, sosial-emosional, moral dan budaya =  1
76
Jumlah penguji yang memahami penilaian hasil pembelajaran dan mampu mendeskripsikan kompetensi bidang keahlian yang diujikan =  1
77
Jumlah penguji yang memahami konsep yang diujikan =  1
78
Jumlah penguji kursus yang memahami prosedur uji kompetensi =  1






3.3.
Kompetensi Kepribadian
79
Penguji kursus dalam melaksanakan tugasnya memperhatikan karakteristik peserta uji kompetensi yang meliputi: 1


¨  agama
0

X ¨  adat istiadat 
1


¨  asal daerah 
0


¨  jenis kelamin 
0
80
Tanggung jawab penguji kursus dalam melaksanakan tugasnya 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
81
Tingkat kepercayaan diri para penguji kursus dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
82
Tingkat kemandirian dan profesionalisme para penguji kursus dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
83
Kemampuan para penguji kursus dalam menghayati, menerapkan, dan berperilaku sesuai dengan  kode etik profesi penguji. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0






3.4.
Kompetensi Sosial

84
Keterbukaan para penguji kursus terhadap peserta uji kompetensi, teman sejawat,  lingkungan sekitar dan anggota masyarakat lainnya. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
85
Objektivitas para penguji kursus terhadap peserta uji kompetensi, teman sejawat,  lingkungan sekitar dan anggota masyarakat lainnya. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
86
Kemampuan para penguji kursus dalam berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta uji kompetensi. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
87
Kemampuan para penguji kursus dalam berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan teman sejawat 3


o     Sangat baik
0

X o     Baik
1


o     Kurang
0


o     Sangat kurang
0
88
Kemampuan para penguji kursus dalam berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan  masyarakat sekitar. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
89
Kemampuan para penguji kursus dalam membangun kerjasama dengan teman seprofesi dan profesi lainnya untuk peningkatan kualitas kerja dan mengomunikasikan hasil inovasi kepada komunitas seprofesi. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0






3.5.
Kompetensi Profesional

90
Rata-rata pemahaman para penguji kursus tentang konsep dasar ilmu pengetahuan dan fungsi yang mendasari bidang keahlian yang diujikan. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
91
Rata-rata penguasan para penguji kursus terhadap Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai bidang keahlian. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
92
Rata-rata penguasaan para penguji kursus terhadap Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dalam dunia industri dan usaha mandiri sesuai bidang keahlian yang diujikan. 0


o     Sangat tinggi
0


o     Tinggi
0


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
93
Rata-rata penguasaan para penguji kursus tentang cara mengidentifikasi indikator unjuk kerja yang menyeluruh dan seimbang antar komponen kurikulum sesuai bidang keahlian dan kebutuhan dunia industri serta usaha mandiri 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
94
Rata-rata penguasaan para penguji kursus tentang cara menyusun instrumen ujian teori dan praktik untuk mengukur kompetensi sesuai kebutuhan dunia industri dan usaha mandiri. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
95
Rata-rata pemahaman para penguji kursus tentang cara memvalidasi instrumen uji kompetensi. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
96
Rata-rata pemahaman para penguji kursus tentang cara merakit instrumen uji kompetensi. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
97
Rata-rata pemahaman dan penguasaan para penguji kursus tentang cara melaksanakan kegiatan uji kompetensi.  3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
98
Rata-rata pemahaman dan penguasaan para penguji kursus tentang cara menganalisis dan memberi keputusan hasil uji kompetensi. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0
99
Kemampuan para penguji kursus dalam merumuskan tindak lanjut untuk perbaikan pelaksanaan pengujian 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah ` 0


o     Sangat rendah
0
100
Rata-rata kemampuan para penguji kursus dalam mengadministrasikan hasil uji kompetensi. 3


o     Sangat tinggi
0

X o     Tinggi
1


o     Rendah
0


o     Sangat rendah
0






IV
Teknisi Sumber Belajar Kursus dan Pelatihan 
4.1.
Kualifikasi 

101
Jumlah teknisi sumber belajar yang ada =  1
102
Jumlah teknisi sumber belajar berdasarkan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan kursus dan pelatihan: 


S-1 atau D-IV = 



D-III = 



SMA atau sederajat  = 



SMP atau sederajat = 

103
Teknisi sumber belajar diikut sertakan dalam program peningkatan mutu berikut:   2


¨  Pendidikan jalur formal
0

X ¨  Pelatihan jalur non formal 1


¨  Uji kompetensi
0

X ¨  Seminar, lokakarya, dan kursus singkat lainnya 1
104
Jumlah teknisi sumber belajar yang telah mengikuti program peningkatan mutu sesuai kebutuhan sumber belajar kursus dan pelatihan = 






4.2.
Kompetensi Kepribadian
105
Teknisi sumber belajar, di lembaga kursus dan pelatihan telah mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, berakhlak mulia dan bertindak secara konsisten 2


¨  Bertindak jujur
0


¨  Berperilaku bijaksana
0

X ¨  Telah mandiri
1

X ¨  Berpenampilan rapi dan sopan 1
106
Teknisi sumber belajar, di lembaga kursus dan pelatihan telah memiliki komitmen terhadap tugasnya 3

X ¨  Disiplin dalam bertugas 1

X ¨  Beretos kerja tinggi 
1

X ¨  Mencintai pekerjaannya 1


¨  Bertanggung jawab terhadap tugas, tekun, cermat, teliti dan hati-hati dalam melaksanakan tugas 0






4.3.
Kompetensi Sosial

107
Teknisi sumber belajar pada kursus dan pelatihan mampu berkomunikasi dengan baik dengan teman sejawat dan masyarakat 2

X ¨  Berkomunikasi dengan ringkas dan jelas 1

X ¨  Berkomunikasi dengan simpatik 1


¨  Berkomunikasi dengan menunjukan empatik 0


¨  Berkomunikasi dengan santun 0
108
Rata-rata teknisi sumber belajar di lembaga kursus dan pelatihan yang memahami karakteristik dan kepribadian mitra kerja 3


o    Sangat tinggi
0

X o    Tinggi
1


o    Rendah
0


o    Sangat rendah
0
109
Jumlah teknisi sumber belajar di lembaga kursus dan pelatihan yang mampu berkomunikasi dengan menggunakan berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) browsing internet, email, faximili, video conference =  1
110
Rata-rata kemampuan teknisi sumber belajar berkomunikasi ke berbagai pihak secara efektif, santun, dan empatik:  3


o    Sangat baik
0

X o    Baik
1


o    Kurang baik
0


o    Tidak baik
0
111
Jumlah teknisi sumber belajar di lembaga kursus dan pelatihan yang mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan lembaga =  2






4.4.
Kompetensi Profesional Umum
112
Jumlah teknisi sumber belajar di lembaga kursus dan pelatihan yang mampu menginventarisasi kebutuhan  bahan, peralatan, dan suku cadang sumber belajar =  1
113
Jumlah teknisi sumber belajar di lembaga kursus dan pelatihan yang mampu memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam menginventarisasi kebutuhan bahan, peralatan dan suku cadang sumber belajar =  1
114
Jumlah teknisi sumber belajar di lembaga kursus dan pelatihan yang menyusun daftar kebutuhan perkakas, serta  jadwal perawatan, dan perbaikan peralatan sumber belajar =  1
115
Jumlah teknisi sumber belajar di lembaga kursus dan pelatihan yang memiliki sistem dokumentasi  bahan, peralatan, dan fasilitas sumber belajar =  1
116
Jumlah teknisi sumber belajar di lembaga kursus dan pelatihan yang dapat mengatur tata letak bahan dan peralatan praktik dengan baik =  1
117
Jumlah teknisi sumber belajar di lembaga kursus dan pelatihan  yang menyusun laporan kegiatan teknisi secara rutin =  1