Rabu, 05 September 2012

Dra. ASMIDA, M. Pd. LATAH: LELAH TIDAK BERUJUNG


LATAH: LELAH TIDAK BERUJUNG
Oleh:

Dra. ASMIDA, M. Pd
Staf Bidang Pengembangan PLS Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru

Sepanjang pengamatan penulis, fenomena latah dialami secara umum oleh orang yang sudah tua atau orang yang sudah berumur, namun sekarang nampaknya hal tersebut sudah mulai bergeser, masalah latah bukan lagi milik orang yang telah berumur namun sudah begeser  ke anak sekolahan. Dengan kata lain latah tidak pandang bulu.
Orang latah biasanya ditemukan saat  acara sedekah, sunatan, pernikahan sehingga suasana persipan acara menjadi riuh rendah dengan tingkah polah orang latah (biasanya orang yang sudah tua atau berumur) tersebut. Pada saat itu bila ada  seseorang yang tau temannya atau tetangganya latah akan mulai mengganggu, misal: saat seseorang yang latah lewat, ada yang menokok meja, secara spontan orang latah akan merespon dengan kata-kata yang bermacam-macam. Kata-kata tersebut oleh orang disekitarnya diulang lagi dengan berbagai cara (seperti tidak ada kerjaan) agar orang latah tersebut bertambah latah. Terakhir biasanya mengucapkan sudah sudah dengan gerakan tangan e..e..eh kemudian berlalu.
Bila penulis amati, perilaku orang latah muncul secara tiba-tiba (kadang-kadang seperti dibuat-buat untuk menarik perhatian) saat ia sedang melakukan berbagai kegiatan,  dikejutkan oleh orang yang suka mengganggu misal dengan cara memukul, berteriak , mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas seperti mencaci, mencarut dan sebagainya. Perilaku orang yang mengganggu tersebut akan diulang oleh orang latah walau mungkin hal tersebut dibawah sadarnya.
Orang latah sering kali menjadi bahan olok-olokan agar mengikuti atau meniru kata-kata maupun perbuatan yang tanpa sadar diucapkan atau dilakukan oleh orang yang mengganggunya.
Menurut Hanna Jumhana Bastaman, dalam http://www.improve7.com/2012/07/penyebab-latah-dan-cara.html diakses 4 September 2012 , menyebut ada 4 tingkah laku yang mungkin direaksikan, yaitu:
1. Echolalia : meniru kata, bunyi atau ucapan pada saat terkejut.
2. Echopraxia : meniru perbuatan atau gerak-gerik.
3. Automatic obedience: menjalankan perbuatan atau gerak-gerik yang diperintahkan orang lain secara mendadak.
4. Coprophilia : melontarkan kata-kata yang kurang pantas, biasanya berhubungan dengan seks.

Kalau penulis amati penyebab latah selain mungkin mengikut tren agar diperhatikan atau akibat sering mengganggu orang latah dan akhirnya menjadi latah sungguhan seperti yang disampaikan oleh Hanna Jumhana Bastaman, dalam http://www.improve7.com/2012/07/penyebab-latah-dan-cara.html diakses 4 September 2012,   menyatakan bahwa Latah dengan cepat dapat menular dari satu orang ke orang lain. Jadi jangan tertawa dulu jika ada orang latah di dekat anda. Bisa-bisa anda pun ikut-ikutan latah. Ini bisa terjadi karena si pelatah itu terlihat menonjol, sehingga yang lain tanpa sadar mengikuti polah latah tersebut. Jika dilakukan terus-menerus bukan tidak mungkin akan menjadi latah sungguhan.
Hal tersebut memang benar adanya, dari pengamatan penulis saat masih remaja salah seorang anggota keluarga yang dulunya tidak latah,  tapi die termasuk orang yang suke usil mengganggu saudarenye yang latah. Beberapa tahun belakangan ini menurut pengamatan penulis, die sendiri menjadi latah. Untungnye tidak ade yang bereaksi  berlebihan saat latahnye muncul, sehingga sekarang  latahnya berangsur hilang.
 Selain itu latah juga disebabkan kurang berfungsinya bagian otak si penderita. Menurut para ahli yang diambil dari http://www.improve7.com/2012/07/penyebab-latah-dan-cara.html diakses 4 September 2012, latah berkaitan dengan dua bagian di otak yang berhubungan dengan bahasa. Bagian pertama berfungsi memberi reaksi terhadap apa yang dilihat dan didengar. Bagian yang kedua, mencerna makna dan apa yang dilihat atau didengar. Dalam keadaan normal kedua bagian itu bekerja saling mendukung. Nah, pada orang latah yang lebih menonjol adalah bagian otak yang berfungsi untuk memberi reaksi, sehingga ketika terkejut ketika mendengar atau melihat sesuatu yang tak biasa ia langsung bereaksi.
Dengan demikian menurut penulis, latah bukanlah hal yang bisa dianggap enteng, karena menyangkut fungsi otak yang terganggu. Jadi sangatlah tidak manusiawi kalau kita secara terus menerus dengan tujuan misalnya meramaikan atau mencairkan suasana atau over acting mempermainkan orang yang latah karena akan menambah tidak berfungsinya salah satu bahagian otak orang tersebut. Akibat lainnya dari yang penulis amati orang latah akan menarik diri dari lingkungannya, dengan harapan agar tidak diganggu misal dengan bersembunyi  dan sebagainya, karena bagaimanapun mereka malu telah berbuat dibawah sadar yang membuat orang lain tersinggung akibat ucapannya padehal mereka tidak menginginkan ucapan tersebut. Hal senada disampaikan Hanna Jumhana Bastaman  sebagai berikut…….akibat tidak menjadi dirinya sendiri dan mungkin merasa malu. Malah kalau sudah menjadi kronis lama-lama ia bisa merasa harga dirinya turun, lalu dia akan menarik diri.
Ada dua syarat agar kebiasaan latah dapat dihilangkan seperti yang dikemukakan dalam http://www.iniunik.web.id/2011/07/latah-definisi-penyebab-bahaya.html#axzz25UeDu8RZ diakses 4 september 2012  menyatakan ada dua syarat yang harus Anda penuhi agar kebiasaan latah Anda bisa dihilangkan dengan cepat dan hasilnya permanen, yaitu :
  1. Anda harus sungguh-sungguh ingin berubah dan serius ingin menghilangkan kebiasaan latah anda.
  2. Anda harus setuju untuk menganggap latah sebagai kebiasaan yang kurang baik dan merugikan diri sendiri. Kebiasaan latah akan sulit dihilangkan atau bisa saja kambuh sewaktu-waktu apabila anda menganggap menjadi latah itu lucu, menguntungkan dan menyenangkan.
Jika anda memenuhi 2 syarat di atas, maka latah yang anda alami bisa disembuhkan dengan hipnoterapi. Tidak peduli separah apapun latah yang anda derita, asalkan anda serius ingin berubah, seketika anda akan berubah.

Selanjutnya Hanna dalam  http://www.improve7.com/2012/07/penyebab-latah-dan-cara.html diakses 4 September 2012, menulis  bahwa gejala latah dapat diobati dengan: Sikap preventif, yaitu menghindari situasi yang memungkinkan timbulnya reaksi. Hubungan penderita dengan lingkungan yang bisa membuatnya latah harus diputuskan terlebih dahulu.
 Langkah selanjutnya, dengan psikoterapi. Psikiater akan mengajak pasien berbicara dan membukakan apa yang selama ini menjadi tekanan. Jika latah itu sudah sampai ke tingkat kecemasan, misalnya konsentrasi penderita cepat buyar, atau dia selalu mengaitkan segala sesuatu ke arah seks, penderita perlu diberi obat anti cemas.
Cara lain adalah dengan behavior therapy (terapi perilaku). Di Amerika pasien menjalani behavior therapy dengan cara disetrum. Penderita disuruh menonton film dewasa, jika dia latah dia distrum. Di Indonesia behavior therapy dilakukan dengan cara yeng lebih halus. Penderita di suruh menonton film dewasa dan adegan itu direkam. Saat hasil rekaman diputar, pasien akan merasa malu ketika melihat dirinya latah.
Penderita latah akan sembuh total jika dia memang punya tekad yang kuat untuk itu.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat membuka pikiran kita bahwa latah bukan masalah sepele untuk dipermainkan, dan bersyukur kita tidak mengalaminya. Jadi lebih baik bantu orang yang mungkin ada disekitar kita untuk mengurangi beban kelelahan mereka karena selalu menjadi orang lain akibat latah, cobalah menahan diri dengan tidak terus menerus memperolok-olok dan ketawa diatas penderitaan orang lain apapun alasannya. Alangkah lelahnye mereka, lelah tidak berujung.
Begitu pula dengan orang yang latah, walau lingkungan sekitar anda tidak mendukung agar anda dapat mengurangi latah atau menghilangkan latah, tapi anda sendiri harus kosentrasi agar latah anda tidak muncul kembali, jangan mau diganggu (kecuali memang anda senang diganggu dan menjadi bahan olokan secara terus menerus), saya percaya latah anda akan berangsur hilang yang berarti fungsi otak anda kembali membaik. Semoga.



DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar