LATAH: LELAH TIDAK BERUJUNG
Oleh:
Dra.
ASMIDA, M. Pd
Staf
Bidang Pengembangan PLS Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru
Sepanjang pengamatan penulis, fenomena latah
dialami secara umum oleh orang yang sudah tua atau orang yang sudah berumur,
namun sekarang nampaknya hal tersebut sudah mulai bergeser, masalah latah bukan
lagi milik orang yang telah berumur namun sudah begeser ke anak sekolahan. Dengan kata lain latah tidak
pandang bulu.
Orang latah biasanya ditemukan saat acara sedekah, sunatan, pernikahan sehingga
suasana persipan acara menjadi riuh rendah dengan tingkah polah orang latah
(biasanya orang yang sudah tua atau berumur) tersebut. Pada saat itu bila
ada seseorang yang tau temannya atau
tetangganya latah akan mulai mengganggu, misal: saat seseorang yang latah
lewat, ada yang menokok meja, secara spontan orang latah akan merespon dengan
kata-kata yang bermacam-macam. Kata-kata tersebut oleh orang disekitarnya
diulang lagi dengan berbagai cara (seperti tidak ada kerjaan) agar orang latah
tersebut bertambah latah. Terakhir biasanya mengucapkan sudah sudah dengan gerakan
tangan e..e..eh kemudian berlalu.
Bila penulis amati, perilaku orang latah
muncul secara tiba-tiba (kadang-kadang seperti dibuat-buat untuk menarik
perhatian) saat ia sedang melakukan berbagai kegiatan, dikejutkan oleh orang yang suka mengganggu misal
dengan cara memukul, berteriak , mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas
seperti mencaci, mencarut dan sebagainya. Perilaku orang yang mengganggu
tersebut akan diulang oleh orang latah walau mungkin hal tersebut dibawah
sadarnya.
Orang latah sering kali menjadi bahan
olok-olokan agar mengikuti atau meniru kata-kata maupun perbuatan yang tanpa
sadar diucapkan atau dilakukan oleh orang yang mengganggunya.
Menurut
Hanna Jumhana Bastaman, dalam http://www.improve7.com/2012/07/penyebab-latah-dan-cara.html
diakses 4 September 2012 , menyebut ada 4 tingkah laku yang
mungkin direaksikan, yaitu:
1. Echolalia : meniru kata, bunyi atau ucapan pada saat
terkejut.
2. Echopraxia : meniru perbuatan atau gerak-gerik.
3. Automatic obedience: menjalankan perbuatan atau gerak-gerik yang
diperintahkan orang lain secara mendadak.
4. Coprophilia : melontarkan kata-kata yang kurang pantas,
biasanya berhubungan dengan seks.
Kalau penulis amati penyebab latah selain mungkin
mengikut tren agar diperhatikan atau akibat sering mengganggu orang latah dan
akhirnya menjadi latah sungguhan seperti yang disampaikan oleh Hanna Jumhana Bastaman, dalam http://www.improve7.com/2012/07/penyebab-latah-dan-cara.html
diakses 4 September 2012,
menyatakan bahwa Latah
dengan cepat dapat menular dari satu orang ke orang lain. Jadi jangan tertawa
dulu jika ada orang latah di dekat anda. Bisa-bisa anda pun ikut-ikutan latah.
Ini bisa terjadi karena si pelatah itu terlihat menonjol, sehingga yang lain
tanpa sadar mengikuti polah latah tersebut. Jika dilakukan terus-menerus bukan
tidak mungkin akan menjadi latah sungguhan.
Hal tersebut memang benar adanya, dari pengamatan penulis
saat masih remaja salah seorang anggota keluarga yang dulunya tidak latah, tapi die termasuk orang yang suke usil
mengganggu saudarenye yang latah. Beberapa tahun belakangan ini menurut
pengamatan penulis, die sendiri menjadi latah. Untungnye tidak ade yang
bereaksi berlebihan saat latahnye
muncul, sehingga sekarang latahnya berangsur
hilang.
Selain
itu latah juga disebabkan kurang berfungsinya bagian otak si penderita. Menurut para ahli yang diambil dari http://www.improve7.com/2012/07/penyebab-latah-dan-cara.html
diakses 4 September 2012,
latah berkaitan dengan dua bagian di otak yang berhubungan dengan bahasa.
Bagian pertama berfungsi memberi reaksi terhadap apa yang dilihat dan didengar.
Bagian yang kedua, mencerna makna dan apa yang dilihat atau didengar. Dalam
keadaan normal kedua bagian itu bekerja saling mendukung. Nah, pada orang latah
yang lebih menonjol adalah bagian otak yang berfungsi untuk memberi reaksi,
sehingga ketika terkejut ketika mendengar atau melihat sesuatu yang tak biasa
ia langsung bereaksi.
Dengan
demikian menurut penulis, latah bukanlah hal yang bisa dianggap enteng, karena
menyangkut fungsi otak yang terganggu. Jadi sangatlah tidak manusiawi kalau
kita secara terus menerus dengan tujuan misalnya meramaikan atau mencairkan
suasana atau over acting mempermainkan orang yang latah karena akan menambah
tidak berfungsinya salah satu bahagian otak orang tersebut. Akibat lainnya dari
yang penulis amati orang latah akan menarik diri dari lingkungannya, dengan
harapan agar tidak diganggu misal dengan bersembunyi dan sebagainya, karena bagaimanapun mereka
malu telah berbuat dibawah sadar yang membuat orang lain tersinggung akibat
ucapannya padehal mereka tidak menginginkan ucapan tersebut. Hal senada
disampaikan Hanna Jumhana Bastaman sebagai berikut…….akibat tidak menjadi
dirinya sendiri dan mungkin merasa malu. Malah kalau sudah menjadi kronis
lama-lama ia bisa merasa harga dirinya turun, lalu dia akan menarik diri.
Ada dua syarat agar kebiasaan latah dapat
dihilangkan seperti yang dikemukakan dalam http://www.iniunik.web.id/2011/07/latah-definisi-penyebab-bahaya.html#axzz25UeDu8RZ
diakses 4 september 2012 menyatakan ada dua syarat yang harus Anda penuhi
agar kebiasaan latah Anda bisa dihilangkan dengan cepat dan hasilnya permanen,
yaitu :
- Anda harus
sungguh-sungguh ingin berubah dan serius ingin menghilangkan kebiasaan
latah anda.
- Anda harus
setuju untuk menganggap latah sebagai kebiasaan yang kurang baik dan
merugikan diri sendiri. Kebiasaan latah akan sulit dihilangkan atau bisa
saja kambuh sewaktu-waktu apabila anda menganggap menjadi latah itu lucu,
menguntungkan dan menyenangkan.
Jika
anda memenuhi 2 syarat di atas, maka latah yang anda alami bisa disembuhkan
dengan hipnoterapi. Tidak peduli separah apapun latah yang anda derita, asalkan
anda serius ingin berubah, seketika anda akan berubah.
Selanjutnya Hanna dalam http://www.improve7.com/2012/07/penyebab-latah-dan-cara.html
diakses 4 September 2012, menulis bahwa gejala
latah dapat diobati dengan: Sikap preventif, yaitu menghindari situasi yang
memungkinkan timbulnya reaksi. Hubungan penderita dengan lingkungan yang bisa
membuatnya latah harus diputuskan terlebih dahulu.
Langkah selanjutnya,
dengan psikoterapi. Psikiater akan
mengajak pasien berbicara dan membukakan apa yang selama ini menjadi tekanan.
Jika latah itu sudah sampai ke tingkat kecemasan, misalnya konsentrasi
penderita cepat buyar, atau dia selalu mengaitkan segala sesuatu ke arah seks,
penderita perlu diberi obat anti cemas.
Cara lain adalah dengan behavior therapy (terapi perilaku). Di Amerika pasien
menjalani behavior therapy dengan cara disetrum. Penderita disuruh
menonton film dewasa, jika dia latah dia distrum. Di Indonesia behavior
therapy dilakukan dengan cara yeng lebih halus. Penderita di suruh menonton
film dewasa dan adegan itu direkam. Saat hasil rekaman diputar, pasien akan
merasa malu ketika melihat dirinya latah.
Penderita latah
akan sembuh total jika dia memang punya tekad yang kuat untuk itu.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat membuka pikiran kita
bahwa latah bukan masalah sepele untuk dipermainkan, dan bersyukur kita tidak
mengalaminya. Jadi lebih baik bantu orang yang mungkin ada disekitar kita untuk
mengurangi beban kelelahan mereka karena selalu menjadi orang lain akibat latah,
cobalah menahan diri dengan tidak terus menerus memperolok-olok dan ketawa
diatas penderitaan orang lain apapun alasannya. Alangkah lelahnye
mereka, lelah tidak berujung.
Begitu pula dengan orang yang latah, walau lingkungan sekitar
anda tidak mendukung agar anda dapat mengurangi latah atau menghilangkan latah,
tapi anda sendiri harus kosentrasi agar latah anda tidak muncul kembali, jangan
mau diganggu (kecuali memang anda senang diganggu dan menjadi bahan olokan
secara terus menerus), saya percaya latah anda akan berangsur hilang yang
berarti fungsi otak anda kembali membaik. Semoga.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar