Senin, 24 September 2012

Dra. ASMIDA, M. Pd. Mengenang Perjalanan ke Negeri Sultan: Catatan kecil, Minggu 28 September 2009


Mengenang Perjalanan ke Negeri Sultan: Catatan kecil, Minggu 28 September 2009

Oleh:
Dra. ASMIDA, M. Pd
Staf Bidang Pengembangan PLS Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru

            Minggu, 28 September 2009 Jam 9.30 wib, kami bertolak dari pelabuhan sungai duku Pekanbaru menuju ke negeri Sultan dengan menaiki speedboad siak wisata. Setelah menempuh perjalanan lebih dari dua jam karena banyak singgah untuk menurunkan penumpang, akhirnya kami sampai dikota Sultan. Setelah berfoto sejenak, kami melanjutkan perjalanan ke balai raja yang hanya beberapa menit berjalan kaki dari pelabuhan.
            Tidak banyak yang bisa ditemui di Balai Raja, menurut pegawai yang kami temui, balai Raja  baru selesai di renovasi jadi barang-barang belum dipindahkan. Aku bahagia balai raja yang aku temui sekarang semakin terawat dengan baik, cuman sayang plang nama belum juga dibuat. Padahal bagi orang yang mula-mula ke Siak akan sangat sulit mengetahui gedung apa yang mereka kunjungi atau yang mereka lihat. Aku berharap ini menjadi perhatian dari pihak yang menangani masalah ini seperti pariwisata.
 Sudah hampir 20 puluh tahun lebih aku tidak menginjakkan kaki di tanah Siak Sri Indra Pura. (Rasanya terakhir aku ke Siak sekitar tahun 1985 saat kapal yang kami tumpangi untuk balek ke Selat Panjang singgah beberape saat di Siak, momen itu aku gunekan bersama seseorang untuk naik jalan-jalan, dari situ juge  aku tau pak Amat (alm) guruku di SMA Negeri 1 Selat Panjang, sudah pindah tugas ke Siak dan itu juge merupekan pertemuan terakhir aku dengan alm).
Kemenakanku sendiri yang kebetulan ikut dalam perjalananku kali ini, baru pertama kali kekota ini, sebelumnya dia hanya mendengar cerita tentang kemegahan serta kejayaan kerajaan melayu dari datuk dan uwaknye yaitu kedua orang tuaku yang mulia ayahanda H. Raja Muda Depang (alm) dan Ibund Hj.  Tengku Sribanun (almh). Ya, semase hidupnye kedua orang tuaku selalu menceritekan tentang kejayaan kerajaan melayu dulu antara lain: kerajaan kunto Darussalam yang merupekan wilayah dari kerajaan Siak Sri Indrapura, begitu pule tentang masa kecil, remaja sampai pernikahan  sehingga datangnye penjajahan belanda sampai jepang.
Azan memanggil untuk sholat zuhur, berkumandang dari mesjid Sultan, kami bergegas menuju kesana yang lebih kurang tujuh menit berjalan kaki. Tak terasa kami sudah sampai didepan mesjid  sultan, tak lupe kami berfhoto dulu untuk kenang2xan. Sesampai di mesjid warga sudah mulai memadati mesjid untuk menunaikan sholat zuhur.
Sayang aku tidak bisa sholat karena lagi jadi pengamat, aku hanya duduk ditangga mesjid sambil mengamati bangunan disampingnya. Ya disamping mesjid terdapat makam Sultan Siak beserta istrinye. Setelah kemenakanku Farida selesai sholat kami berziarah dan berdoa dimakam sultan dan keluarganye. Lumayan ramai orang dengan berbagai latar belakang berkunjung kemakam Sultan.
Selesai dari makam sultan dan keluarga kami meneruskan perjalanan ke Istana Siak. Dengan berjalan kaki lebih kurang sepuluh menit kamipun sampai  ke Istana Siak Sri Indra Pura. Aku tau arah jalan ke Istana setelah ditunjukkan oleh anak laki –laki (aku rasa masih duduk dibangku SD) yang selesai menunaikan sholat Zuhur.
Aku berfhoto didepan istana kemudian kemenakanku farida diatas meriam yang terdapat dihalaman istana. Selanjutnye kami meneruskan masuk kedalam istana yang merupekan salah satu peninggalan kerajaan Siak Sri Indrapura. Kerajaaan Siak berdiri selame lebih dari dua abad, dari tahun 1723 hingga tahun 1946. Akhir kerajaan siak seiring dengan ikrar sultan terakhirnye, Sultan Syarif Qasim II untuk bergabung dengan Negara kesatuan republik Indonesia (Koran Riau,  2009).
Memasuki Istana Siak yang merupekan peninggalan Sultan Siak, yang dikenal juge dengan name Istana Asseraiyah Hasyimiyah kite terase terbawe pade kejayaan Siak pade mase itu. Begitu banyak peninggalan sejarah yang merupakan koleksi Eropah dan Siak, menurut Zainuddin koordinator istana pemandu sewaktu ibu Mufida istri wakil presiden Yusuf Kalla berkunjung Selasa 6 Oktober 2009 terdapat 1.889 barang koleksi Eropah dan Siak (Riau Mandiri, 2009).
Kunjungan tersebut juga didampingi oleh wakil ketua Dekranas Riau Hj Maulida Mambang Mit dan Ketua Dekranas Siak Hj Hafrita Dara Arwin, yang begitu senang atas terpilihnye Siak sebagai tempat kunjungan.
Ibu Mufida istri wakil presiden Yusuf Kalla yang baru pertama kali mengunjungi siak begitu kagum akan keindahan Istana Siak yang biasa diketahui dari pameran dan sejarah ternyata setelah dilihat sesuai dengan yang didengarnya. Tapi satu hal yang harus diketahui oleh ibu Mufida bahwa tenunan siak dibuat menggunakan benang emas bukan oleh benang yang lain, disitulah letak khasnya tenunan Siak tersebut.
Selain gramophone kuno/antik yang merupekan salah satu peninggalan bersejarah di istana, juge ditemukan berbagai kristal antik, cermin permaisuri sedangkan pade bahagian samping kanan Istana terdapat meriam. Setelah berkeliling dan mengabadikan dengan camera dan handicem kami bergegas untuk menuju objek wisata lain yaitu jembatan dan danau Zamrud. Dengan menggunakan becak, rencana kami akan berkeliling kota Siak, tapi karena hari mulai hujan maka rencana tersebut batal setelah berteduh dan melanjutkan perjalanan hujan semakin lebat. Mengingat kami balek hari ke Siak, make perjalanan tidak diteruskan kami segera ke pelabuhan untuk keberangkatan ke Pekanbaru jam 16.00 wib.
Oh ya, keunikan di Siak untuk berkeliling kota hanya dapat dilakukan dengan becak yang dikayuh manusia (Warta Promosi Riau, 2006). Sampai berjumpa lagi Negeri Sultan, mudah-mudahan yang sudah baik terus ditingkatkan sedangkan yang kurang baik terus digalakkan menjadi lebih baik. Untuk anak melayu jadilah tuan dinegeri sendiri, jaga kebersihan , keamanan , ketertiban negeri Sultan ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar