TUGAS ANALISIS KASUS
KETERLIBATAN KARYAWAN: PENDEKATAN
SISTEM DI BIDANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Tugas
Individu
Mata
Kuliah: Manajemen Sistem Pendidikan
Dosen:
1.
Prof.Dr.
Sutjipto
2.
Dr.Rr.
Srikartikowati, MA., M. Buss
Oleh:
ASMIDA
NomorRegistrasi: 7617101479
PROGRAM STUDI DOKTOR (S3)
MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
TUGAS ANALISIS
KASUS
KETERLIBATAN KARYAWAN: PENDEKATAN
SISTEM DI BIDANG PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Oleh:
ASMIDA /
7617101479/ S-3 MP UNJ
HP: 08127620849
A. KONSEP-KONSEP
KASUS
Menurut Stephen P. Robbins/ Mary
Coulter (2007;289:290) Sentralisasi melukiskan sejauh mana pengambilan
keputusan terkosentrasi pada satu titik dalam organisasi. Sebaliknya
desentralisasi apabila manajemen puncak mengambil keputusan dengan banyak
melibatkan bawahan atau karyawan. Pada dasarnya, tidak ada yang benar-benar
sentralisasi maupun desentralisasi. Sama seperti tidak ada yang benar-benar
menggunakan system tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup bukan berarti
tidak terbuka begitu pula system terbuka bukan berarti tidak tertutup.
Keterlibatan karyawan untuk
mencapai tujuan dari suatu organisasi tidak bisa diabaikan. Karyawan sebagai
suatu sub sistem dalam suatu organisasi, hendaknya dilibatkan dalam berbagai
pekerjaan yang ia mampu melakukannya. Beragam manfaat yang didapat organisasi
dengan keterlibatan karyawan seperti karyawan mengetahui program-program yang
akan dilaksanakan, mengetahui keputusan yang diambil untuk kemajuan dari
organisasi.
- Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang
melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan
bersama.
- James D.
Mooney mengemukakan
bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
- Chester
I. Bernard berpendapat
bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
- Stephen
P. Robbins menyatakan
bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Dari uraian tersebut penulis
berpendapat bahwa organisasi merupakan suatu kumpulan orang yang saling bahu
membahu, untuk ikut serta mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati,
dengan arahan dari pimpinan yang bersifat dinamis. Pengertian organisasi juga
mengandung arti, adanya keterlibatan orang yang bekerja sesuai dengan kompetensi
yang dimilikinya, sehingga tugas yang diberikan tidak menjadi beban yang sangat
berat bagi karyawan atau individu.
http://mulyadiihsan.blogspot.com/2010/05/tqm-dan-keterlibatan-karyawan.html
menyatakan pelibatan karyawan dalam
mencapai tujuan organisasi sangat penting. Dengan melibatkan karyawan seluruh
komponen dalam lembaga atau organisasi mungkin akan menghasilkan rencana dan
hasil yang lebih baik. Selain itu, pelibatan semua orang akan mempercepat
mencapai tujuan organisasi. Namun kenyataannya banyak lembaga atau organisasi
dalam mencapai suatu tujuan tidak melibatkan semua orang sehingga tujuan organisasi
tidak tercapai. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dalam lembaga atau
organisasi harus ada keberanian untuk melibatkan setiap orang dengan cara
membentuk teamwork dalam mencapai tujuan organisasi.
Peter Senge
dalam the fifth discipline halaman 10 menyatakan:
Team learning is vital because teams, not individuals, are the
fundamental learning unit in modern organization. This where the “rubber meets
the road”; unless teams can learn, the organization cannot learn.
1)
meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik,
rencana yang lebih baik, atau perbaikan lebih efektif karena juga mencakup
pandangan dan pemikiran dari pihak pihak yang berhubungan langsung dengan
situasi kerja.
2)
Keterlibatan karyawan juga meningkatkan rasa memilki dan tanggung
jawab atas keputusan dengan melibatkan orang orang yang harus melaksanakan.
(Robbins, 2003:91) dalam http://jurnal
sdm.blogspot.com/2009/08/teori-keterlibatan-kerja-karyawan-atau.html diakases
20 Januari 2012 menyatakan keterlibatan kerja mempunyai
definisi yaitu derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi
aktif didalamnya, dan menganggap prestasinya penting untuk harga
diri. Selanjutnya dalam http://pengusahamuslim.com/keterlibatan-karyawan
Diakses 19 Januari 2012, Macey dan Schneider menganggap bahwa
keterlibatan karyawan mengacu pada perasaan positif yang dirasakan oleh
karyawan terkait dengan pekerjaan serta motivasi dan upaya yang mereka berikan
dalam pekerjaan. Keterlibatan mengarahkan pada perilaku positif karyawan yang
mengarahkan pada kesuksesan organisasi. Macey
dan Schneider mengidentifikasi dua komponen keterlibatan karyawan yaitu:
1. perasaan
terlibat (fokus dan antusiasme),
2. keterlibatan
perilaku (proaktif dan keteguhan).
Dari berbagai pendapat
tersebut penulis berpendapat, keterlibatan karyawan memang dibutuhkan, untuk mempercepat
tercapainya tujuan dari suatu organisasi. Namun pimpinan harus mampu atau jeli
membaca kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing karyawannya. Jangan sampai terjadi, keterlibatan karyawan
yang tidak sesuai dengan kompetensinya membuat rusak atau tidak berjalannya system
dari organisasi.
Tulisan singkat ini
mengangkat tema keterlibatan karyawan dalam suatu organisasi, sebagai salah
satu sub sistem dari system di Pendidikan Luar Sekolah. Sedangkan Pendidikan
Luar Sekolah merupakan sub system dari Dinas Pendidikan.
B.
PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan
system dapat diartikan sebagai suatu
cara pandang orang atau sekelompok orang untuk memberi pengertian atau
definisi tentang sistem.
http://staffsite.gunadarma.ac.id/widada/index.php?stateid=download&id=12827∂=files, meninjau pengertian system dari dua kelompok
pendekatan, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada
komponen atau elemennya.
Pendekatan system yang lebih menekankan pada
prosedur mendefinisikan, sistem adalah suatu jaringan kerja dari
procedure-prosedure yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Sedangkan pendekatan
system yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan, sistem
adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Dari kedua
definisi tersebut, pandangan kedua menurut penulis yang lebih menekankan pada
elemen-elemen atau komponen-komponen, yang merupakan suatu subsistem dari
system dari organisasi, merupakan pengertian yang lebih luas. Misal: keterlibatan
karyawan di PLS, merupakan salah satu sub system yang dapat menimbulkan energy
positif atau negative dalam suatu system di PLS. Sedangkan PLS merupak sub
system dari system yang lebih besar lagi yaitu Dinas Pendidikan.
Oleh sebab itu
organisasi sebagai suatu sistem terbuka harus melihat input (mis: karyawan),
yang kemudian ditransformasi untuk menjadi output (kepuasan,
penghargaan,kinerja), kemudian dikembalikan ke lingkungan sebagai umpan balik
kemudian akan kembali ke input. Dengan demikian pendekatan system yang
dipergunakan dalam suatu organisasi, adalah dengan sistem terbuka.
Dari uraian
tersebut menurut penulis, system merupakan elemen-elemen yang saling bersinergi
satu dengan yang lainnye. Saling melengkapi kelebihan dan kekurangan, saling
berkomunikasi, untuk mencapai tujuan dari organisasi.
Elemen-elemen atau
komponen-komponen dari system disebut sub system. Sub system yang mempunyai
elemen-elemen atau komponen-komponen, bisa dikatakan sebagai suatu system.
Dengan demikian dapat kita katakan sub system pada dasarnya dapat juga menjadi
system dari sub system yang lebih kecil. Begitu pula dengan system dapat juga
menjadi sub system dari system yang lebih besar lagi.
Organisasi sebagai suatu system
terbuka, merupakan system yang fleksibel untuk
digunakan agar organisasi dapat terus berjalan. Seperti yang diungkapkan Stoner,Freeman,
(1996; 47) sebagai berikut: Sistem terbuka (open system) harus berinteraksi
dengan lingkungan agar tetap bertahan. Organisasi mengambil input dari
lingkungan eksternal , kemudian melakukan transformasi untuk menghasilkan suatu
jasa setelah itu organisasi melakukan output atau mengembalikan ke lingkungan
eksternal.
Karakteristik system
dapat kita gambarkan sebagai berikut:
LINGKUNGAN EKSTERNAL
Langkah-langkah di dalam menghasilkan desain system:
1.
Identify (mengidentifikasi masalah)
Adanya
masalah yang timbul dari system yang lama, seperti kurangnya keterlibatan
karyawan, sehingga system tidak dapat mencapai hasil yang optimal.
2.
Understand ( memahami kerja dari sistem yang ada)
3.
Analyze ( menganalisa system)
4.
Report ( membuat laporan hasil analisis)
5.
Menghasilkan system baru
C.
ALASAN TERJADINYA KASUS
Dari hasil pengamatan
terjadinya kasus dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain:
1.
Karyawan, tidak atau kurang berkeinginan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik, kurang
memotivasi diri, kurang memiliki visi diri.
2.
Tenaga honorer, seharusnya dapat membantu kelancaran tugas-tugas
malah sebaliknya, merusak system.
3.
Tumpang tindihnya tugas, sebagai salah satu akibat dari kurangnya tanggung
jawab karyawan yang telah ditugaskan.
4.
Pimpinan cendrung sentralistik
5.
Ada kecendrungan, pimpinan menyamakan semua karyawan
D.
ALTERNATIF – ALTERNATIF PEMECAHAN
1.
Melibatkan karyawan dalam
organisasi sesuai dengan kompetensi/kemampuan yang dimilkinya.
2.
Untuk tenaga honorer
sebaiknya menggunakan system kontrak.
3.
Pengawasan yang lebih, saat
melibatkan karyawan yang kurang memiliki
rasa tanggung jawab dalam organisasai. Hal tersebut dapat memperkecil terjadinya tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas.
4.
Karyawan yang mempunyai
keunggulan personal, hendaknya diberikan penghargaan yang lebih misal dibedakan
dalam materi dll.
5.
Karyawan yang potensial atau
mempunyai visi diri, dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam
organisasi.
Proses perbaikan system :
SYSTEM
YANG BARU.
Pendekatan
Sistem Terbuka
|
|
ALTERNATIVE
PEMECAHAN KASUS
|
|
E.
KESIMPULAN
Kurangnya keterlibatan
karyawan, akan mengakibatkan tidak tercapainya atau akan terhambatnya tujuan
dari organisasi sebagai suatu system.
Keterlibatan karyawan dalam
bekerja, hendaknya dengan memperhatikan kompetensi yang dimilkinya. Kesalahan
dalam mengikutsertakan karyawan, dengan
tujuan akan memperbaiki system, malah akan menyebabkan rusaknya system yang
sudah baik.
Karyawan yang mempunyai
keunggulan personal, dilibatkan dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Peter M Senge, The
fifth Dicipline. The art and practice of the learning organization
http://jurnal
sdm.blogspot.com/2009/08/teori-keterlibatan-kerja-karyawan-atau.html diakases
20 Januari 2012
http://staffsite.gunadarma.ac.id/widada/index.php?stateid=download&id=12827∂=files